Selasa, 08 Januari 2013

Character Building

Character Building Mahasiswa Bidik Misi Universitas Diponegoro


Tempatnya sih di Bantir, Sumowono.. Dengan Trainer Dari NMA (Nafsul Mutmainnah Achievement), Acara Berlangsung selama 3 Hari 2 malam :)
Dengan Susunan acara yang sangat padat dan seru seruan bersama :)



Tarinernya itu sangat membuat Aku Termotivasi untuk Sukses !
SUKSES itu ada kepanjangannya lohh... 
Sehaat , Uang, Keluarga, Etika, Spiritual.. apabila semua itu kita miliki berarti kita semua sudah SUKSES dan yang pastinya Mau Tambah SUKSES lagi kan!! :) Bangkit, Bangun, dan Berdirilah Hadapi masa depan yang cemerlang !!


Mahasiswa Itu HARUS :

1. Tegas

2. Hormat

3. Semangat

4. Saling Berbagi

5. Harus SUKSES !!

Hidup Mahasiswa!! Salam Prestatif!

KITA MUDA !! KITA BISA!!! #HMB'13

Biology Sports Competition



Alhamdulillah Acara Biology Sport Competition 2012 Telah usai dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 hhe :)
Terima Kasih Buat Panitia dan Teman teman yang telah Berkontribusi dalam acara tersebut.
Kelancaran acara itu berkat kalian semua kawan kawan...
ini dia MMT BSC 2012 :


dan ini lah Foto Foto Dokumentasi lainnya :


Kompak Juga yaa BIOLOGI 2012 !! Lanjutkan !!


Nah ini dia Keluarga BIOLOGI :)


Keluarga Besar Biologi yang telah berkontribusi dalam Acara Biology Sport Competition 2012 !
-Go for Champion, the spirit of sports-

Senin, 07 Januari 2013

GANGGUAN NEUROLASI


TUGAS STUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN
GANGGUAN NEUROLASI
 


DISUSUN OLEH :

 GRAHA PERMANA              24020111120002
INDRA PRAWIRA               24020111120004
ISYAROTUZ ZAKIYYAH  24020111120012
 HERU PUJI R                        24020111130022
FATKUR ROZI S                  24020111130043





JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012/2013

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
Neurolasi adalah proses dimana lapisan sel – sel ektodermal diubah menjadi tubulus neuralis. Proses neurolasi diawali dari pembentukan lamina neuralis, kemudian mengalami invaginasi menjadi sulkus neuralis dan terbentuk menjadi tubulus neuralis

Neurulasi
      Gastrulasi sangat berhubungan erat dengan proses pembentukan susunan syaraf (neurulasi). Pada akhir gastrulasi terbentuklah nerve chord dan notochord. Nerve chord berasal dari ektoderm, sedangkan notochord berasal dari dari lempengan entoderm di bagian dorsal. Pembentukan nerve chord dimulai dengan sebuah lekukan yang dangkal di bagian dorsal ektoderm yang disebut neural groove yang membunjur sepanjang bidang dorsalis dari arah anterior ke posterior dan meluas pada ujung akhir dari anterior. Bagian lateral dari neural groove tersebut lebih menonjol dan disebut neural fold. Perkembangan neural groove makin tenggelam dari permukaan embrio dan neural fold saling mendekat sepanjang garis tengah dorsal. Proses ini merupakan invaginasi dari pembentukan neural tubeyang kelak akan menjadi otak dan spinal chord. Neural groove dalam pertumbuhannya terus menurun ke bawah, sedangkan ektoderm pada ujung-ujung neural fold merapat satu dengan yang lainnya dan segera menutup neural groove dan terbentuklah neural tube.  Pada tingkat awal, rongga dalam dari neural tube masih berhubungan dengan rongga enteron melalui neurenteric canal yang kelak akan lenyap karena enteron membentuk lubang baru yang menghubungkannya dengan dunia luar, yaitu lubang anus.
      Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa neural akan membentuk seluruh sistem syaraf termasuk otak, spinal chord, dan nerve serta epitel sensoris khusus seperti retina pada mata. Otak berkembang dari neural tube bagian anterior. Bagian anterior ini lebih besar dan berkembangnya lebih cepat dibandingkan dengan bagian posterior yang panjang dan menyempit dan kemudian menjadi spinal cord (sumsum tulang belakang). Persyarafan tubuh merupakan cabang0cabang dari neural tube yang mengalami differensiasi. Setiap benang syaraf  terdiri dari dari seberkas serabut syaraf yang tersusun dari sel-sel syaraf yang terjadi setelah adanya differensiasi perkembanganotak dan sumsum tulang belakang. Notochord tidak bersegmendan dapat dijumpai pada semua hewan vertebrata dalam masad embrional yang membunjur sepanjang embrio diantara neural tube dan archenteron. Adanya notochord pada vertebrata sangat singkat dan kemudian  diganti seluruhnya dengan vertebral culomn (tulang belakang) yang bersegmen (kecuali pada amphioxus dewasa masih terdapat notochord dan tidak diganti dengan tulang belakang). Pada beberapa hewan lainnya seperti belut, ikan hiu, dan katak masih terdapat sisa-sisa notochord di antara tulang belakangpada hewan dewasanya.
 --------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB II
PEMBAHASAN
Macam-macam neurolasi :
A.Neurulasi Primer
Selama neurulasi primer, ektoderm asli dibagi menjadi tiga set sel: (1) ditempatkan secara internal neural tube, yang akan membentuk otak dan sumsum tulang belakang, (2) diposisikan eksternal epidermis kulit, dan (3) saraf sel puncak. Sel puncak neural formulir di kawasan yang menghubungkan tabung saraf dan kulit ari, tapi kemudian pindah di tempat lain, mereka akan menghasilkan perifer neuron dan glia, sel-sel pigmen kulit, dan beberapa jenis sel lain.
Proses neurulasi primer pada amfibi, reptil, burung, dan mamalia mirip. Tidak lama setelah piring saraf telah terbentuk, tepi menebal dan bergerak ke atas untuk membentuk lipatan saraf, sedangkan saraf berbentuk U groove muncul di tengah piring, membagi masa depan sisi kanan dan kiri embrio. Lipatan saraf yang bermigrasi ke arah garis tengah embrio, akhirnya sekering untuk membentuk tabung saraf di bawah ektoderm di atasnya. Sel-sel di bagian dorsalmost tabung saraf menjadi puncak sel saraf.Neurulasi terjadi dengan cara yang agak berbeda di berbagai daerah dalam tubuh. Yaitu kepala, badan, dan ekor masing-masing daerah membentuk tabung saraf dengan cara-cara yang mencerminkan hubungan induktif dari endoderm faring, prechordal piring, dan notochord ke atasnya ektoderm. Kepala daerah dan batang kedua menjalani neurulation varian dari primer, dan proses ini dapat dibagi menjadi empat yang berbeda tetapi saling tumpang tindih spasial dan temporal tahap: (1) pembentukan lempeng saraf, (2) pembentukan saraf piring; (3) pembengkokan dari piring saraf membentuk saraf dashed; dan (4) penutupan alur saraf untuk membentuk tabung saraf.
Primer neurulation: pembentukan tabung saraf dalam embrio anak ayam. (A, 1) Sel saraf dari pelat dapat dibedakan sebagai sel memanjang di daerah dorsal ektoderm. Lipat dimulai sebagai engsel saraf medial titik (MHP) sel jangkar untuk notochord dan mengubah bentuk mereka, sementara sel-sel epidermis anggapan bergerak menuju pusat. (B, 2) lipatan saraf yang diangkat sebagai anggapan epidermis terus bergerak ke arah garis tengah dorsal. (C, 3) Konvergensi lipatan saraf terjadi sebagai titik engsel Korteks (DLHP) sel-sel menjadi berbentuk baji dan sel-sel epidermal mendorong ke tengah. (D, 4) lipatan saraf dibawa ke dalam kontak dengan satu sama lain, dan sel-sel saraf menghubungkan puncak tabung saraf dengan epidermis. Puncak sel saraf kemudian bubar, meninggalkan tabung saraf terpisah dari epidermis.
Tiga pandangan neurulation dalam embrio amfibi, menunjukkan awal (kiri), tengah (pusat), dan akhir (kanan) neurulae dalam setiap kasus. (A) melihat ke bawah pada permukaan dorsal seluruh embrio. (B) Sagit-angka bagian melalui bidang medial embrio. (C) Transverse bagian melalui pusat embrio.
b. Neurulasi Sekunder
Neurulasi sekunder merupakan pembentukan rongga pada pita sel – sel solid. Neurulasi sekunder melibatkan pembuatan sebuah tali meduler dan pengosongan selanjutnya menjadi tabung saraf .
Pada katak dan anak ayam, neurulation sekunder biasanya terlihat dalam tabung saraf lumbalis (perut) dan tulang ekor. Dalam kedua kasus, dapat dilihat sebagai kelanjutan dari gastrulasi. Pada katak, bukannya involuting ke embrio, sel-sel bibir blastopori dorsal terus tumbuh ventrally (Gambar 12.9A, B). Daerah yang tumbuh di ujung bibir disebut chordoneural engsel (Pasteels 1937), dan berisi prekursor untuk kedua bagian posteriormost piring dan saraf posterior bagian notochord. Pertumbuhan wilayah ini kurang lebih berbentuk bola mengubah gastrula, 1.2 mm diameter, menjadi kecebong linear beberapa 9 mm lama. Ujung ekor adalah keturunan langsung blastopori dorsal bibir, dan sel-sel yang melapisi membentuk blastopori neurenteric kanal. Proksimal bagian dari kanal neurenteric berfusi dengan anus, sementara bagian distal menjadi ependymal kanal (yaitu, lumen tabung saraf) Neurulasi sekunder di daerah caudal 25-somite embrio. (A) membentuk kabel meduler paling ujung caudal ayam tailbud.
(B) kabel meduler pada posisi sedikit lebih anterior di tailbud.(C) cavitating tabung saraf dan membentuk notochord. (D) The lumen menyatu untuk membentuk kanal pusat dari tabung saraf.
Gbr. Gerakan sel selama neurulation di Xenopus sekunder. (A) Involusi dari mesoderm pada tahap gastrula pertengahan. (B) Gerakan bibir blastopori dorsal pada gastrula akhir / awal tahap neurula. Involusi telah berhenti, dan keduanya ektoderm dan mesoderm almarhum blastopori bibir bergerak posterior. (C) Awal tahap kecebong, di mana sel-sel yang melapisi membentuk blastopori neurenteric kanal, bagian dari yang menjadi sekunder lumen tabung saraf.
Beberapa gangguan neurolasi diakibatkan karena tidak terjadinya proses – proses terbentuknya tubulus neuralis, hal ini lebih disebabkan oleh kerusakan pada informasi yang diberikan oleh gen. Pada  masa neurulasi primer sel neuroepitelium  mensintesis protein Shroom yang bersifat           actin-binding  protein. Dengan disintesisnya protein Shroom maka aktin terakumulasi di bagian apikal     sel neuroepitelium sehingga mengakibatkan   kontraksi bagian tersebut.
 Kontraksi       ini menyebabkan bagian  apical sel lebih sempit  dibandingkan bagian basalnya. Susunan  sel            neuroepitelium bentuk  baji ini menyebabkan terbentuknya  DLHP untuk mengarahkan lipatan neural  ke  mid line aksis  neural.  Kerusakan DNA akibat          masuknya senyawa 2-ME ke dalam tubuh induk yang bertepatan dengan masa neurulasi diduga menyebabkan gangguan   sintesis protein Shroom sehingga terjadi kegagalan konstriksi apikal.
Gangguan neurolasi
Kelainan – Kelainan Proses neurulasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan kelainan – kelainan. Diantaranya sebagai berikut:
a. Anencephaly
Anencephaly adalah sepalik gangguan yang dihasilkan dari sebuah cacat tabung saraf yang terjadi ketika batok kepala (kepala) ujung tabung saraf gagal menutup, biasanya antara tanggal 23 dan 26 hari kehamilan, yang mengakibatkan tidak adanya bagian besar dari otak , tengkorak, dan kulit kepala [1]. Anak-anak dengan gangguan ini dilahirkan tanpa otak-depan, bagian terbesar dari otak yang terdiri terutama dari otak belahan otak (yang mencakup neokorteks, yang bertanggung jawab untuk tingkat lebih tinggi kognisi, yaitu, berpikir)
b. Spina bifida
Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya. Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir. Terdapat beberapa jenis spina bifida:
1. Spina bifida okulta : merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol. Gejalanya:
-seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang)
- lekukan pada daerah sakrum.
2. Meningokel : meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
Meningokel merupakan benjolan berbentuk kista di garis tulang belakang yang umumnya terdapat di daerah lumbo-sakral. Lapisan meningel berupa durameter dan arachnoid ke luar kanalis vertebralis, sedangkan medulla spinalis masih di tempat yang normal. Benjolan ditutup dengan membrane tipis yang semi-transparan berwarna kebiru-biruan atau ditutup sama sekali oleh kulit yang dapat menunjukkan hipertrikhosis atau nevus. Pada transiluminasi tidak terlihat jaringan saraf pusat di dinding benjolan.
Terdapat tiga jenis spina bifida, yaitu :
  1. Spina bifida okulta, merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol.
  2. Meningokel, yaitu meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
  3. Mielokel, merupakan jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit di atasnya tampak kasar dan merah.
c. Mielokel
Jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit diatasnya tampak kasar dan merah. Gejalanya berupa:
- penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir
- jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya
- kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki, penurunan sensasi
- inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia tinja
- korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis).

 ------------------------------------------------------------------------------------------------------


KESIMPULAN
Neurolasi adalah proses dimana lapisan sel – sel ektodermal diubah menjadi tubulus neuralis. Penyebab gangguan neurolasi 
Beberapa gangguan neurolasi diakibatkan karena tidak terjadinya proses – proses terbentuknya tubulus neuralis, hal ini lebih disebabkan oleh kerusakan pada informasi yang diberikan oleh gen.
Diantara gangguan neurolasi adalah :
a.     Anencephaly
b.     Spina bifida
c.      Mielokel

------------------------------------------------------------------------------------------------------ 
DAFTAR PUSTAKA
George Elizabeth L, Georges-Labouesse Elisabeth N, Patel-King Ramila S, Rayburn Helen and Hynes Richard O, 1993. Defects in mesoderm, neural tube and vascular development in mouse embryos lacking fibronectin. Development 119,1079–1091
Haigo SL, Hildebrand JD, Harland RM, dan Wallingford JB, 2003.Shroom induces apical constriction and is required for hingepoint formation during neural tube closure. Current Biology., Vol 13: 2125–2137, December 16. Elsevier Science Ltd.

Juriloff DM dan Harris MJ, 2000. Mouse models for neural tube closure defects. Human Molecular Genetics, 9(6).

Bahaya Bakteri E.coli


Akibat dari bakteri E.coli adalah sebagai berikut:
1.                  Gangguan sistim pencernaan
2.                  Gangguan pada Ginjal
3.                  Serangan jantung atau stroke
4.                  Tekanan darah Tinggi
Maka dari itu perhatikan makanan dan minuman yang anda konsumsi agar terhindar daribakteri E.coli terutama bahaya minum Es batu balok karena banyak sekali baktkeri yang terdapat dalam Es batu balok. Bakteri E. coli yang menjelma menjadi sejumlah galur(strain), seperti Enterohaemorrhagic E. coli (EHEC), dapat menyebabkan diare, kram perut yang parah, dan demam. Kendati begitu, sebagian besar penderita akan sembuh dalam beberapa hari.
Bakteri E. coli yang berada dalam usus ternak sapi dan domba berpotensi pula menyebabkan terjadinya sindrom hemolytic-uremic (HUS), yang menyerang ginjal dan sistem saraf. Dalam wabah ini, terdapat 1.536 kasus EHEC dan 627 kasus HUS di Jerman, seperti dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Bakteri ini juga bisa menyebar melalui beberapa jenis makanan, daging sapi olahan yang tak dimasak lebih dari 70 derajat C yang kemudian disajikan dalam burger, kebab atau salami. Buah dan sayuran segar seperti daun selada, tauge, tomat, mentimun, atau jus buah yang tidak dipasturisasi, karena mungkin sempat terjadi kontak dengan feses binatang yang terinfeksi. Susu segar dan keju yang tak melalui proses pasturisasi juga bisa menjadi media penyebaran bakteri ini.
Feses binatang atau manusia bahkan bisa masuk ke dalam danau, kolam, penampungan air, atau kanal irigasi. Dari tempat2 ini manusia bisa terinfeksi bakteri E. coli, terutama bila air tersebut diminum atau tertelan saat berenang. Bakteri ini juga bisa menyebar melalui kontak manusia. Biasanya ini terjadi bila tidak mencuci tangan bila menyentuh tangan orang yang telah terinfeksi. Kita juga bisa terinfeksi langsung dengan binatang2 pemamah biak seperti sapi, kambing atau domba, yang mungkin telah terinfeksi bakteri ini. Setelah masuk ke dalam saluran pencernaan bakteri menempel di usus besar manusia. Masa inkubasi bakteri ini berkisar antara 48 – 72 jam, namun bisa juga memiki rentang sampai 1 – 10 hari. Mereka memproduksi racun yang bisa merusak sel darah merah. Rusaknya sel darah merah bisa menyebabkan kegagalan ginjal yang kemudian bisa berakibat pada kematian.
Gejala-gejala infeksi Bakteri E. coli :
- Diare berdarah
- Perut kejang
- Pusing dan mual
- Kulit pucat
- Demam2
- Lemas
- Air seni yang keluar sedikit

Biofisika


TUGAS
PERSENTASI BIOFISIKA

Kelompok 2
Anggota :
 1. Graha Permana        24020111120002
2. Indra Prawira            24020111120004
3. Solifah Sarah            24020111120013
4. Fatkur Rozi S           24020111130043

Judul Jurnal
Peningkatan Mutu Sari Buah Nanas Dengan Memanfaatkan Sistem Filtrasi Aliran DEAD-END dari Membran Selulosa Asetat

Tujuan
Meneliti pemanfaatan dari membrane selulosa asetat untuk meningkatkan mutu sari buah nanas
Abstrak
Fokus penelitian ini adalah penentuan teknologi pengolahan pangan alternatif dengan menggunakan membran selulosa asetat. Membran selulosa asetat telah digunakan untuk menyaring sari buah nanas. Teknik filtrasi sistem aliran deadend telah digunakan untuk meningkatkan mutu sari buah nanas. Sistem filtasi dilakukan pada kondisi pengadukan, pemberian tekanan atau aplikasi alami dari gaya gravitasi bumi. Nilai fluks membran untuk semua proses perlakukan mengalami penurunan dengan bertambahnya waktu filtrasi. Nilai fluks tertinggi didapat untuk proses dengan pengadukan 22 cm/s dan tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal. Nilai rejeksi terbesar diperoleh untuk proses filtrasi tanpa perlakukan tekanan maupun pengadukan. Membran yang telah dipakai proses filtrasi mengalami peristiwa fouling. Hasil penyaringan dengan sistem filtrasi ini menunjukan peningkatan kualitas, yaitu kehomogenan meningkat, kekeruhan menurun, total padatan terlarut, dan kekentalan menurun. Nilai prosentase perubahan mutu sifat fisika tertinggi terjadi pada larutan hasil proses filtrasi tanpa perlakuan penekanan dan pengadukan (yaitu hanya gaya gravitasi). Selain itu pada larutan hasil perlakukan ini mengalami perubahan nilai pH tidak besar. Sehingga memiliki mutu yang paling baik.

Materi
Fenomena Fluks pada proses filtrasi. Besarnya nilai fluks dari setiap membran diperlihatkan pada Gambar 2. Nilai fluks membran selulosa asetat menurun dengan bertambahnya waktu. Pada proses filtrasi dengan perlakuan pengadukan maupun pemberian tekanan memberikan nilai fluks yang lebih besar daripada proses filtrasi tanpa perlakuan apapun. Hal ini dikarenakan pada proses filtrasi dengan perlakuan pengadukan akan meningkatkan mobilitas larutan yang berakibat pada peningkatan ifusivitas. Rejeksi Membran. Rejeksi membran merupakan kemampuan membran untuk menahan suatu komponen agar tidak melewati membran. Nilai rejeksi membrane tersebut dapat diperoleh dari nisbah konsentrasi terlarut dalam feed terhadap konsentrasi terlarut dalam permeate. Pori Membran. Ukuran pori membran merupakan salah satu karakteristik membran yang dapat diperoleh dengan meninjau energi bebas ion ketika berada dalam membran. Energi bebas ion dapat diperoleh dari hubungan konduktansi listrik dengan variabel suhu. Dengan bantuan teknik linearisasi dari energi bebas maka diperoleh nilai ukuran pori membran seperti yang ditunjukan pada Tabel 2. Kekentalan Larutan. Gambar 3 menunjukkan nilai kekentalan sari buah nanas dari lima proses filtrasi dengan perlakuan berbeda. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa penurunan kekentalan sari buah nanas setelah filtrasi terbesar diperoleh dari filtrasi tanpa perlakuan dan penurunan terkecil dari filtrasi dengan perlakuan tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal. Pada filtrasi dengan perlakuan kecepatan pengadukan 22 cm/s dan tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal sari buah nanas sisa filtrasi mengalami peningkatan kekentalan yang terbesar dan yang paling kecil peningkatan kekentalannya pada filtrasi tanpa perlakuan Kerapatan Larutan. Dari Gambar 4 terlihat bahwa kerapatan sari buah nanas sebelum mengalami proses filtrasi, telah difilter dan sisa dari proses filtrasi memiliki nilai yang berbeda-beda. Kekeruhan Larutan. Kekeruhan merupakan banyaknya partikel bahan yang tersuspensi pada suatu larutan. Nilai numerik yang menunjukkan kekeruhan didasarkan pada turut campurnya bahan yang tersuspensi pada jalannya sinar melalui larutan [11,12]. Gambar 5 menunjukkan hasil pengukuran kekeruhan sari buah nanas yang belum difilter, telah difilter dan sisa filtrasi dari lima proses filtrasi dengan variasi perlakuan yang berbeda-beda. Total Padatan Terlarut. Total padatan terlarut dari sari buah nanas sebelum, setelah dan sisa filtrasi dengan beberapa variasi perlakuan yang berbeda-beda ditampilkan pada Gambar 6. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa penurunan TPT sari buah nanas setelah filtrasi terbesar diperoleh dari filtrasi tanpa perlakuan apapun dan penurunan terkecil dari filtrasi dengan perlakuan tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal. Pada filtrasi dengan perlakuan kecepatan pengadukan 22 cm/s dan tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal sari buah nanas sisa filtrasi mengalami peningkatan TPT yang terbesar dan yang paling kecil peningkatan TPTnya pada filtrasi tanpa perlakuan. pH larutan. Interaksi membran dengan larutan ektrak buah bisa menimbulkan fenomena sensorik membrane pada perlakuan keasaman ekstrak buah [13]. pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan [14]. Pada sari buah nanas sebelum, setelah dan sisa filtrasi diperoleh nilai pH seperti yang terdapat pada Gambar 7.

Kesimpulan
Nilai fluks membran untuk semua proses perlakukan mengalami penurunan dengan bertambahnya waktu filtrasi. Nilai fluks tertinggi didapat untuk proses pengadukan dan pemberian tekanan, yaitu pada proses filtrasi dengan pengadukan 22 cm/s dan tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal. Selain itu dari data yang diperoleh ternyata perlakuan pengadukan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada perlakuan tekanan. Sementara nilai rejeksi terbesar diperoleh untuk proses filtrasi tanpa perlakukan tekanan maupun pengadukan. Membran yang telah dipakai proses filtrasi mengalami pengurangan ukuran pori sebagai akibat dari peristiwa fouling. Nilai parameter mutu sifat fisika: kerapatan, kekentalan, kekeruhan, dan total padatan terlarut sari buah nanas yang telah difilter maupun sari buah nanas sisa filtrasi mengalami perubahan. Dari data sari buah nanas yang telah difilter dan sisa filtrasi serta persentase perubahannya terhadap sari buah nanas yang belum diflter, maka proses filtrasi sari buah nanas tanpa perlakuan penekanan dan pengadukan (yaitu hanya gaya gravitasi) memberikan nilai prosentase perubahan tertinggi, sehingga hasil larutan dari perlakuan ini memiliki peningkatan mutu yang lebih baik. Selain itu pada larutan hasil perlakukan ini mengalami perubahan nilai pH tidak besar, sehingga ekstrak nanas tidak banyak mengalami perubahan kimiawi.

Pertanyaan      
1.      Mengapa harus menggunakan membrane selulosa asetat? ( Bu Hermin)
2.      Cara kerja dari teknik Filtrasi ? ( Amir )
3.       Apakah yang dimaksud dengan aliran Dead-line? Mengapa menggunakan membrane kenapa tidak mengggunaka organ yang lainnya? ( Nur Indah)
4.      Hubungan pemberian beberapa indicator tekanan terhadap penambahan PH?
( Ilma )
Jawab :

1.      Proses pemisahan dengan membran mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan metode pemisahan yang konvensional. Keuntungan tersebut antara lain adalah pemisahan dapat dilakukan secara kontinu, konsumsi Beberapa keunggulan proses membran dibandingkan dengan proses pemisahan lainnya (sedimentasi, destilasi, ekstraksi, dll) adalah:
 (i) tidak memerlukan pengubahan fase medium baik secara fisik, kimia maupun  biologis,
(ii) proses berlangsung dengan cepat,
(iii) cara pengoperasian sederhana,
(iv) mudah dalam penggadaan skala (scale up),
(v) tidak memerlukan banyak tempat (compact), dan
(vi) memberikan hasil (permeat) dengan kualitas sangat baik (Scott dan Hughes, 1996).energi cenderung rendah, dapat dikombinasikan dengan proses pemisahan yang lain, up-scaling mudah,
2.      Cara kerja teknik filtrasi
Yaitu dengan menyaring larutan dari sari nanas tersebut
3.      Baca jawaban nomer 1
4.      Hal ini bisa dilogikakan seperti saat kita memeras santan, karena diperas maka cairan hasil pemerasan akan semakin menunjukkan tingkat kemurnian air nanas, dan semakin turun PHnya

HORMON STEROID & HORMON PROTEIN


TUGAS
MATA KULIAH  FISIOLOGI HEWAN


RESUME TENTANG HORMON STEROID & HORMON PROTEIN



DOSEN MATA KULIAH :

Ibu Kasiyati, S.Si.,M.Si




Disusun Oleh :

            Nama  : Graha Permana
 NIM     : 240201111200002




Fakultas Sains dan Matematika
Jurusan Biologi
Universitas Diponegoro
2012
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hormon adalah senyawa yang secara normal dikeluarkan oleh kelenjar endokrin atau jaringan tubuh dan dilepakan ke peredaran darah, menuju jaringan target, berinteraksi secara selektif dengan reseptor khas atau senyawa tertentu dan menunjukkan efek biologis.
MACAM HORMON
1.      Contoh Hormon steroid: kortisol, aldosteron, kolekalsiferol (Vit. D)
2.      Contoh Hormon polipeptide: Hormon hipotalamus, hormon hipofisis, parathormon, kalsitonin, insulin dan glukagon
CARA KERJA HORMON
1.      Hormon steroid dan tironin (larut lemak) → berdifusi melalui membran sel → bergabung dengan reseptor dalam sitoplasma → mengirim mRNA untuk sintesa protein
2.      Hormon polipeptide dan katekolamin (larut air) → bergabung dengan reseptor dalam membran sel → mengaktifkan adenil siklase untuk mengubah ATP → siklik AMP → respon fisiologi
FUNGSI SISTEM HORMON
1.      Respon thd stres dan cedera
2.      Pertumbuhan dan perkembangan
3.      Reproduksi
4.      Metabolisme energi
5.      Metabolisme cairan dan elektrolit
6.      Respon kekebalan tubuh
KARAKTERISTIK HORMON
·         Disekresi dalam jumlah kecil
·         Pelepasan pulsatif dalam irama sirkadian (pagi tinggi → siang rendah → sore tinggi → malam rendah)
·         Bekerja sesuai respon fisiologi
·         Sebagian besar dinonaktifkan dalam hati dan diekskresi dalam urine
MEKANISME KERJA HORMON:
Melibatkan reseptor:
1. Hormon steroid reseptor di sitosol dan nukleus
2. Hormon protein reseptor di membran sel
HORMON STEROID
1.      Berasal dari bahan dasar kolesterol, suatu molekul kompleksyang terdiri dari 4 cincin
 siklopentanaperhidrofenantren
2.      Fungsi : memacu perkembangan ciri kelamin sekunder ANABOLIC STEROID:- Senyawa sintetis menyerupai androgen (testosteron)- Dulu biasa digunakan oleh atlet untuk memperindah danmemperbesar otot serta menambah kekuatan fisik - Efek samping: kerusakan hepar, penyakit jantung, gangguanpsikologis, menyebabkan kanker 
HORMON PROTEIN
1. Mengandung satu atau lebih gugus asam amino, satu ataulebih rantai peptida
2. Hormon glikoprotein hormon protein yang mengandunggugus karbohidrat (contoh: hormon hipofise anterior)
3. Fungsi: bermacam-macam, mulai dari yang spesifik hanyauntuk satu jaringan target saja hingga yang mempengaruhiseluruh tubuh secara umum (target sangat luas).
Macam – Macam Hormon :
1.        Hormon steroid berasal dari kolesterol dan berstruktur inti perhidrosiklo pentanol fenantren yang terbagi atas tiga cincin sikloheksana. Senyawa steroid terdapat pada hewan, tanaman tingkat tinggi bahkan terdapat pula pada beberapa tanaman tingkat rendah seperti jamur (fungi). Steroid banyak terdapat di alam tetapi dalam jumlah yang terbatas dan mempunyai aktivitas biologis, yang mempunyai karakteristik tertentu yaitu seperti 1) substitusi oksigen pada atom C-3 yang merupakan sifat khas steroid alam 2) subsitusi gugus metil angular pada atom C-10 dan C-13 yang dikenal dengan atom C-18 dan C-19, kecuali pada senyawa steroid dengan cincin A berbentuk benzenoid, seperti pada kelompok esterogen. Mendengar kata steroid, anabolic steroid, obat perangsang meningkatnya metabolisme hormonal tubuh manusia sehingga menjadi lebih kuat. Steroid ini di dalam dunia olahraga sering menimbulkan kontroversi, mengingat prestasi seseorang dapat meningkat dengan mengkonsumsinya, sementara di pihak lain, konsumsi steroid dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia. Baik yang terdapat di tumbuhan maupun di hewan, merupakan hormon yang larut dalam lemak, dan mempunyai struktur basa tetrasiklo. Struktur basa memiliki empat cincin yang saling terpaut dan terdiri dari tiga cincin sikloheksan dan siklopentan tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik di dalam metabolisme sel tumbuhan. Perbedaan pre-kursor di jalur asam mevalonik, dalam biosintesis steroid pada tumbuhan dan hewan menghasilkan produk steroid yang berbeda, pada tumbuhan menghasilkan brassinolide dan pada hewan menghasilkan kolesterol, dan yang lain lagi pada cendawan menghasilkan ergosterol.
Contoh dari hormon steroid ini yaitu :
1.      Esterogen :
Estrogen adalah hormon kelamin wanita, pada wanita diproduksi oleh ovarium, plasenta dan korteks adrenalis. Pada laki-laki diproduksi oleh testis dan korteks adrenalis. Sebagian besar estrogen alami pada manusia adalah estradiol, estron, dan estriol. Estradiol dikeluarkan oleh ovarium dan segera mengalami dehidrogenasi menjadi estron, kemudian dimetabolisis menjadi estriol dan dikeluarkan melalui urin. Estron adalah hormon estrogen alami yang paling banyak terdapat di dalam darah. Di klinik hormon estrogen digunakan untuk pengobatan ketidaknormalan system reproduksi wanita, pengobatan karsinoma tertentu seperti tumor prostat dan payudara, dan untuk kontrasepsi oral biasanya dikombinasi dengan hormon progestin. Estrogen juga sangat berguna untuk pengobatan dismenorhu, amenorhu, endometriosis, menstruasi yang tidak normal, osteoporosis, kegagalan pengembangan ovarium dan untuk mengontrol sindrom sesudah menopausa.
Beberapa indikasi dari estrogen, antara lain:
1. Kontrasepsi. Estrogen sintetik paling banyak digunakan untuk kontrasepsi oral dalam kombinasi dengan progestin.
2. Menopause. Pada usia sekitar 45 tahun umumnya fungsi ovarium menurun. Terapi pengganti estrogen dapat mengatasi keluhan akibat gangguan vasomotor, antara lain hot flushes, vaginitis atropikans dan mencegah osteoporosis.
3. Vaginitis Senilis atau Atropikans. Radang pada vagina ini sering berhubungan dengan adanya infeksi kronik pada jaringan yang mengalami atrofi. Dalam hal ini, estrogen lebih berperan untuk mencegah daripada mengobati.
4. Osteoporosis. Keadaan ini terjadi karena bertambahnya resorpsi tulang disertai berkurangnya pembentukan tulang. Pemberian estrogen dapat mencegah osteoporosis berkelanjuitan atau dapat pula diberikan estriol.
5. Karsinoma Prostat. Karena estrogen menghambat sekresi androgen secara tidak langsung maka hormon ini digunakan sebagai terapi paliatif karsinoma prostat.
Efek samping yang ditimbulkan antara lain mual, gangguan saluran cerna, sakit kepala, ketegangan payudara, spoting, kegemukan, dan troboemboli.

Mekanisme kerja hormon estrogen :
Hormon estrogen dapat menyebabkan beberapa efek biologis pada organ sasaran. Pada ovarium merangsang pertumbuhan folikular, pada uterus merangsang pertumbuhan endometrium, pada vagina menyebabkan kornifikasi (pendangkalan) sel epitel, pada serviks dapat meningkatkan sekresi lender dan menurunkan keketalan lendir, dan pada kelenjar pituitary ddapat merangsang pengeluaran gonadotropin. Pengikatan estrogen dengan reseptor khas dalam sitoplasma atau protein di luar inti menyebabkan perubahan bentuk konformasi protein sehingga memudahkan penetrasi komplek estrogen-reseptor ke dalam inti sel. Kompleks kemudian mengikat sisi aseptor di kromosom, memicu sintesis Mrna dan protein sehingga meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan jaringan saluran reproduksi.
Berdasarkan sumbernya estrogen dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
a. Estrogen Steroid
1. Estrogen alami
Contoh : estradiol, estriol, dan estron
2. Estrogen teresterifikasi
Contoh : estradiol benzot, estradiol propionat, esrtradiol valerat, estradiol sipionat dan estradiol sinantat.
3. Estrogen terkonjugasi
Contoh : senyawa estrogen terkonjugasi
4. Turunan semi sintetik
Contoh : asam doisinolat, etinilestradiol, mestranol dan kuinestrol.
b. Estrogen Non Steroid
Contoh : benzestrol, dienestrol, dietilstilbestrol, heksestrol, klorotrianisen dan metalenestril.
2. Progesterone
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. Tanaman Dioscorea mexicana mengandung senyawa steroid diosgenin, yang dapat diubah menjadi progesteron di laboratorium. Tanaman lain yang dapat dimanfaatkan untuk mensintesis progesteron adalah Dioscorea pseudojaponicadan Dioscorea villosa.
Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium (khususnya setelah ovulasi di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan pada plasenta. Progesteron memiliki efek fisiologis sebagai berikut:
1.     Efek pada sistem reproduksi
·           menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan
·           selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu, untuk menerima janin.
·           menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)
·           menghambat laktasi selama kehamilan
·           penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula proses kelahiran bayi.
2.    Efek pada sistem syaraf
·           progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat
3.    Efek pada sistem lainnya
·           menurunkan kejang otot polos
·           menururunkan kerja empedu dan kandung kemih
·           memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh
·           menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel, dan lemak yang disimpan untuk energi.
·           mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.
·           mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.
Oleh karena ketersediaan hayati progesteron sangat buruk ketika digunakan secara oral, maka hormon ini banyak disintesis sebagai progestin, akan tetapi progestin tidak mampu menggantikan peran progesteron alami karena pada banyak kasus progestin hanya diproduksi untuk menyerupai efek progesteron pada uterus.

Contoh dari Hormon Protein :
1.Hormon Insulin
Insulin adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini bersifat anabolik yang artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya.
Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4 dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.
2.      Hormon Glukagon
Glukagon adalah antagonis dari insulin: yang disekresi pada saat kadar gula darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Dia diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses sintesenya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul glucagon berasal dari prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon. Gen untuk glukagon selain di pankreas juga terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum dan Kolon).
Hormon Glucagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yakni :
1.      Lipolisis; penguraian lemak. Ini terjadi di jaringan lemak
2.      Proteolisis; penguraian protein. Ini terjadi di otot
3.      Gluconeogenesis dan Glykogenolisis; membuat glukosa. Ini terjadi di hati
4.      NaCl-, Kalsium-, dan Magnesiumresorption. Ini terjadi di bagian yang naik dan gemuk dari Henle tubulus yakni ginjal.
Apabila hormon glukagon diikat pada sebuah rezeptor (hormon-Rezeptor komplex), maka dia mengakibatkan kenaikan konsentrasi cAMP atau second messenger di dalam sel reseptor. Di jaringan lemak lemak akan diuraikan lewat enzym lipase akan menjadi Gliserol selanjutnya dibawa ke hati untuk Glukoneogenesis. Di adypozyt atau sel lemak Adrenalin atau Noradrenalin juga menstimulasi lipolisis lewat ß3 rezeptor. Pada individu yang kekurangan hormon insulin seperti pada keadaan lapar atau Diabetes militus jaringan lemak menjadi lebih sensitif dengan rangsangan adrenerge-noradrenerg hormon dan juga hormon cortisol. Artinya jaringan lemak mengekspresikan rezeptor ß3 lebih banyak di permukaan selnya begitu pula dengan rezeptor buat hormon cortisol. Logikanya adalah lemak merupakan sumber energi penting bagi individu dalam keadaan lapar atau diabetes militus, jika tubuh tidak dapat menghasilkan energi dari glukosa.
Kelebihan hormon glukagon bisa disebabkan walaupun sangat jarang oleh tumor dari sel-sel pankreas. Glucagonom adalah merupakan sebuah gambaran gangguan adalah tingginya rate glukosa dalam darah dan dapat menimbulkan diabetes mellitus akibat kekurangan insulin relatif.