TUGAS
PERSENTASI BIOFISIKA
Kelompok
2
Anggota
:
1. Graha Permana 24020111120002
2.
Indra Prawira 24020111120004
3.
Solifah Sarah 24020111120013
4.
Fatkur Rozi S 24020111130043
Judul Jurnal
Peningkatan
Mutu Sari Buah Nanas Dengan Memanfaatkan Sistem Filtrasi Aliran DEAD-END dari
Membran Selulosa Asetat
Tujuan
Meneliti
pemanfaatan dari membrane selulosa asetat untuk meningkatkan mutu sari buah
nanas
Abstrak
Fokus
penelitian ini adalah penentuan teknologi pengolahan pangan alternatif dengan
menggunakan membran selulosa asetat. Membran selulosa asetat telah digunakan
untuk menyaring sari buah nanas. Teknik filtrasi sistem aliran deadend telah
digunakan untuk meningkatkan mutu sari buah nanas. Sistem filtasi dilakukan
pada kondisi pengadukan, pemberian tekanan atau aplikasi alami dari gaya
gravitasi bumi. Nilai fluks membran untuk semua proses perlakukan mengalami
penurunan dengan bertambahnya waktu filtrasi. Nilai fluks tertinggi didapat
untuk proses dengan pengadukan 22 cm/s dan tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal.
Nilai rejeksi terbesar diperoleh untuk proses filtrasi tanpa perlakukan tekanan
maupun pengadukan. Membran yang telah dipakai proses filtrasi mengalami
peristiwa fouling. Hasil penyaringan dengan sistem filtrasi ini menunjukan
peningkatan kualitas, yaitu kehomogenan meningkat, kekeruhan menurun, total
padatan terlarut, dan kekentalan menurun. Nilai prosentase perubahan mutu sifat
fisika tertinggi terjadi pada larutan hasil proses filtrasi tanpa perlakuan
penekanan dan pengadukan (yaitu hanya gaya gravitasi). Selain itu pada larutan
hasil perlakukan ini mengalami perubahan nilai pH tidak besar. Sehingga
memiliki mutu yang paling baik.
Materi
Fenomena
Fluks pada proses filtrasi. Besarnya nilai fluks dari setiap membran
diperlihatkan pada Gambar 2. Nilai fluks membran selulosa asetat menurun dengan
bertambahnya waktu. Pada proses filtrasi dengan perlakuan pengadukan maupun
pemberian tekanan memberikan nilai fluks yang lebih besar daripada proses
filtrasi tanpa perlakuan apapun. Hal ini dikarenakan pada proses filtrasi
dengan perlakuan pengadukan akan meningkatkan mobilitas larutan yang berakibat
pada peningkatan ifusivitas. Rejeksi Membran. Rejeksi membran merupakan
kemampuan membran untuk menahan suatu komponen agar tidak melewati membran. Nilai
rejeksi membrane tersebut dapat diperoleh dari nisbah konsentrasi terlarut
dalam feed terhadap konsentrasi terlarut dalam permeate. Pori Membran. Ukuran
pori membran merupakan salah satu karakteristik membran yang dapat diperoleh
dengan meninjau energi bebas ion ketika berada dalam membran. Energi bebas ion
dapat diperoleh dari hubungan konduktansi listrik dengan variabel suhu. Dengan
bantuan teknik linearisasi dari energi bebas maka diperoleh nilai ukuran pori
membran seperti yang ditunjukan pada Tabel 2. Kekentalan Larutan. Gambar 3
menunjukkan nilai kekentalan sari buah nanas dari lima proses filtrasi dengan
perlakuan berbeda. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa penurunan
kekentalan sari buah nanas setelah filtrasi terbesar diperoleh dari filtrasi
tanpa perlakuan dan penurunan terkecil dari filtrasi dengan perlakuan tekanan
sebesar 1,021 x 105 Pascal. Pada filtrasi dengan perlakuan kecepatan pengadukan
22 cm/s dan tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal sari buah nanas sisa filtrasi
mengalami peningkatan kekentalan yang terbesar dan yang paling kecil
peningkatan kekentalannya pada filtrasi tanpa perlakuan Kerapatan Larutan. Dari
Gambar 4 terlihat bahwa kerapatan sari buah nanas sebelum mengalami proses
filtrasi, telah difilter dan sisa dari proses filtrasi memiliki nilai yang
berbeda-beda. Kekeruhan Larutan. Kekeruhan merupakan banyaknya partikel bahan
yang tersuspensi pada suatu larutan. Nilai numerik yang menunjukkan kekeruhan
didasarkan pada turut campurnya bahan yang tersuspensi pada jalannya sinar
melalui larutan [11,12]. Gambar 5 menunjukkan hasil pengukuran kekeruhan sari
buah nanas yang belum difilter, telah difilter dan sisa filtrasi dari lima
proses filtrasi dengan variasi perlakuan yang berbeda-beda. Total Padatan
Terlarut. Total padatan terlarut dari sari buah nanas sebelum, setelah dan sisa
filtrasi dengan beberapa variasi perlakuan yang berbeda-beda ditampilkan pada
Gambar 6. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa penurunan TPT sari buah
nanas setelah filtrasi terbesar diperoleh dari filtrasi tanpa perlakuan apapun
dan penurunan terkecil dari filtrasi dengan perlakuan tekanan sebesar 1,021 x
105 Pascal. Pada filtrasi dengan perlakuan kecepatan pengadukan 22 cm/s dan
tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal sari buah nanas sisa filtrasi mengalami
peningkatan TPT yang terbesar dan yang paling kecil peningkatan TPTnya pada
filtrasi tanpa perlakuan. pH larutan. Interaksi membran dengan larutan ektrak
buah bisa menimbulkan fenomena sensorik membrane pada perlakuan keasaman
ekstrak buah [13]. pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan [14]. Pada sari buah nanas
sebelum, setelah dan sisa filtrasi diperoleh nilai pH seperti yang terdapat
pada Gambar 7.
Kesimpulan
Nilai
fluks membran untuk semua proses perlakukan mengalami penurunan dengan
bertambahnya waktu filtrasi. Nilai fluks tertinggi didapat untuk proses
pengadukan dan pemberian tekanan, yaitu pada proses filtrasi dengan pengadukan
22 cm/s dan tekanan sebesar 1,021 x 105 Pascal. Selain itu dari data yang
diperoleh ternyata perlakuan pengadukan memberikan pengaruh yang lebih besar
daripada perlakuan tekanan. Sementara nilai rejeksi terbesar diperoleh untuk
proses filtrasi tanpa perlakukan tekanan maupun pengadukan. Membran yang telah
dipakai proses filtrasi mengalami pengurangan ukuran pori sebagai akibat dari
peristiwa fouling. Nilai parameter mutu sifat fisika: kerapatan,
kekentalan, kekeruhan, dan total padatan terlarut sari buah nanas yang telah
difilter maupun sari buah nanas sisa filtrasi mengalami perubahan. Dari data
sari buah nanas yang telah difilter dan sisa filtrasi serta persentase
perubahannya terhadap sari buah nanas yang belum diflter, maka proses filtrasi
sari buah nanas tanpa perlakuan penekanan dan pengadukan (yaitu hanya gaya
gravitasi) memberikan nilai prosentase perubahan tertinggi, sehingga hasil
larutan dari perlakuan ini memiliki peningkatan mutu yang lebih baik. Selain
itu pada larutan hasil perlakukan ini mengalami perubahan nilai pH tidak besar,
sehingga ekstrak nanas tidak banyak mengalami perubahan kimiawi.
Pertanyaan
1.
Mengapa
harus menggunakan membrane selulosa asetat? ( Bu Hermin)
2.
Cara
kerja dari teknik Filtrasi ? ( Amir )
3.
Apakah yang dimaksud dengan aliran Dead-line?
Mengapa menggunakan membrane kenapa tidak mengggunaka organ yang lainnya? ( Nur
Indah)
4.
Hubungan
pemberian beberapa indicator tekanan terhadap penambahan PH?
( Ilma )
Jawab :
1.
Proses
pemisahan dengan membran mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan
metode pemisahan yang konvensional. Keuntungan tersebut antara lain adalah
pemisahan dapat dilakukan secara kontinu, konsumsi Beberapa keunggulan proses
membran dibandingkan dengan proses pemisahan lainnya (sedimentasi, destilasi,
ekstraksi, dll) adalah:
(i) tidak memerlukan pengubahan fase medium
baik secara fisik, kimia maupun
biologis,
(ii)
proses berlangsung dengan cepat,
(iii)
cara pengoperasian sederhana,
(iv)
mudah dalam penggadaan skala (scale up),
(v)
tidak memerlukan banyak tempat (compact), dan
(vi)
memberikan hasil (permeat) dengan kualitas sangat baik (Scott dan Hughes,
1996).energi cenderung rendah, dapat dikombinasikan dengan proses pemisahan
yang lain, up-scaling mudah,
2. Cara
kerja teknik filtrasi
Yaitu dengan menyaring larutan dari
sari nanas tersebut
3. Baca
jawaban nomer 1
4. Hal
ini bisa dilogikakan seperti saat kita memeras santan, karena diperas maka
cairan hasil pemerasan akan semakin menunjukkan tingkat kemurnian air nanas,
dan semakin turun PHnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar