SISTEM
ENDOKRIN
MENENTUKAN
HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
DALAM URIN
I.
TUJUAN
1.1 Mahasiswa mengetahui prinsip dan cara-cara menentukan HCG
dalam urin secara kualitatif.
1.2 Mahir dan terampil menggunakan alat test pack untuk mengadakan percobaan
menentukan HCG di dalam urin.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Reproduksi
Menurut
Diah
(2007), reproduksi adalah suatu proses biologis di
mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara
dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan, setiap
individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh
pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu, seksual dan aseksual.
Reproduksi
aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu
lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi
dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Reproduksi aseksual tidak
dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga
memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual (Diah, 2007).
Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis
kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal
adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih
kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih
sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual (Diah, 2007).
2.2 Hormon
yang Mempengaruhi Reproduksi
Menurut
Pearce (1989), hormon-hormon reproduksi
adalah sebagai berikut :
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan, dan lain-lain. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan, dan lain-lain. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
2.
Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
3.
Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH
merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Apabila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan
memberikan umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.
4. FSH
(folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin
hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan
menyebabkan pematangan dari folikel. Folikel yang matang akan dikeluarkan dari ovum.
Folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu
oleh LH.
2.3 Periode
Kehamilan
Menurut Harlod (1979), proses
kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari
hari pertama menstruasi terakhir. Usia janin sendiri adalah 38 minggu, karena
dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur),
yang terjadi dua minggu setelahnya.
Proses kehamilan dibagi
menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi
dalam dunia kedokteran. Masing-masing
fase tersebut disebut trimester. Berikut adalah perkembangan janin pada tiap-tiap
trimester menurut usia janin, yaitu sejak konsepsi sampai kelahiran (38
minggu).
Fase Kehamilan (Harlod, 1979)
Harold (1979) menjelaskan fase-fase dalam proses
kehamilan dan yang terjadi di dalamnya sebagai berikut:
Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)
1. Periode Germinal (Minggu
0 – 3)
a.
Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada
minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir.
b.
Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak
dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
2. Periode Embrio (Minggu
3 – 8 )
a.
Sistem syaraf pusat, organ-organ utama
dan struktur anatomi mulai terbentuk.
b.
Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati
mulai memproduksi sel darah.
c.
Janin berubah dari blastosis menjadi
embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
3. Periode Fetus (Minggu
9 – 12)
a.
Semua organ penting terus bertumbuh
dengan cepat dan saling berkait.
b.
Aktivitas
otak sangat tinggi.
Fase
Perkembangan Bayi Saat Kehamilan (Harlod,
1979)
Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
a.
Minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa
dilakukan untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan
bayi kembar.
b.
Jaringan kuku, kulit dan rambut
berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21
c.
Indera penglihatan dan pendengaran janin
mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup.
d.
Janin (fetus)
mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
Trimester
ketiga (24 -40)
a.
Semua organ tumbuh sempurna
b.
Janin menunjukkan aktivitas motorik yang
terkoordinasi (‘nendang’, ‘nonjok’) serta periode tidur dan bangun. Masa
tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.
c.
Paru-paru berkembang pesat menjadi
sempurna.
d.
Bulan ke-9, janin mengambil posisi
kepala di bawah, siap untuk dilahirkan.
e.
Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5
kg dengan panjang 50 cm.
2.4 HCG
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah sejenis Glikoprotein yang
dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan. Selama plasenta belum terbentuk, hormon ini
dihasilkan sel-sel fungsi tropoblas. Setelah
umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon HCG ini dihasilkan oleh plasenta. Hormon ini bersifat
mempertahankan korpus luteum di dalam
tubuh, yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan
progesteron. Hormon progesteron ini berfungsi untuk memelihara atau
mempertahankan proses kehamilan, sedangkan korpus luteum ini ditunjang
keberadaannya oleh HCG (Reviany, 1986).
Apabila terdapat HCG dalam urine , HCG terikat pada
antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang
dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Uji kehamilan positif
apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi
(Pearce , 1997 ).
III. METODOLOGI
3.1 Alat
1.
Botol
2.
Test
pack
3.2 Bahan
1.
Urine
normal
2.
Urine
ibu hamil usia trimester awal
3.3 Cara
Kerja
1.
Urin
pertama pagi hari pada ibu hamil umur 1-3 bulan dikoleksi/ditampung dalam botol
bersih dan kering.
2.
Kemasan
aluminium
foil dari test pack dibuka, strip dikeluarkan kemudian dicelupkan dalam sampel urin
sampai batas maksimum selama 30 detik (setengah menit).
3.
Strip
diangkat dari sampel urin yang diuji dan diletakkan di tempat kering. Setelah
2-3 menit akan keluar hasil dari tes yang dilakukan.
4.
Apabila strip muncul satu garis indikator berarti
hasil negatif (tidak ada kehamilan)
dan apabila pada strip muncul
dua garis indikator berarti hasil positif (hamil).
5.
Test
diulangi pada urin ibu hamil pada temperatur di bawah temperatur kamar.
IV.
HASIL PENGAMATAN
No.
|
Urine
|
Garis Indikator
|
Gambar
|
Warna Garis
Indikator
|
Keterangan
|
1.
|
Urine
1
|
Satu
garis
|
|
Merah
muda
|
Tidak
hamil (-)
|
2.
|
Urine
2
|
Dua
garis
|
|
Merah
muda
|
Positif
hamil
|
V. PEMBAHASAN
Praktikum
kali ini bertujuan untuk mengetahui prinsip dan cara-cara menentukan
HCG dalam urin secara kualitatif
serta mahir dan terampil
menggunakan alat test pack untuk mengadakan percobaan menentukan HCG di dalam
urin. HCG merupakan singkatan dari Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yaitu sejenis Glikoprotein yang dihasilkan oleh
plasenta dalam kehamilan yang
berfungsi untuk mempertahankan korpus luteum. Urine yang diujikan ada dua jenis, yaitu urine 1
sebagai kontrol dan urine 2 dari seorang ibu hamil.
Cara pengujiannya adalah dengan menampung kedua
jenis urine dalam wadah yang bersih dan kering secukupnya. Alat test pack yang
berupa strip dikeluarkan dari kemasannya kemudian dicelupkan ke dalam urine
sampai batas maksimum selam 30 detik. Strip diangkat dan diletakkan di tempat
yang kering. 2-3 menit hasil dari tes tersebut akan terlihat.
Urine pertama menunjukkan bahwa garis indikator
yang muncul hanya satu dan berwarna merah muda. Hal ini menandakan bahwa wanita
tersebut tidak hamil (hasil negatif). Urine tersebut tidak mengandung hormon
HCG.
Urine kedua menunjukkan garis indikator yang
muncul ada dua dan berwarna merah muda. Hal ini menandakan bahwa wanita
tersebut positif hamil dan urin mengandung HCG. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Murray et al., (1999) bahwa HCG dalam urine akan diketahui pada wanita hamil karena HCG terbentuk hanya pada
wanita yang sedang hamil. Urine yang
diujikan ini berasal dari seorang ibu hamil yang usia kandungannya memasuki
trimester awal (satu sampai tiga bulan) karena produksi HCG mencapai puncaknya
padad minggu ke-14. Semakin bertambahnya usia kehamilan maka produksinya akan
menurun secara gradual. Periode trimester awal menurut Harold (1979) dibagi
menjadi tiga yaitu periode germinal (Minggu 0 – 3), periode embrio (Minggu 3 – 8 ), dan periode Fetus (Minggu 9 – 12).
Adanya
warna indikator yang berwarna merah
muda dan berjumlah dua garis ini disebabkan oleh tertambatnya
antibodi pada media tes. (Pearce, 1997).
Uji
kehamilan ini sangat tergantung pada kerja sama antibodi dan antigen. HCG dalam
urine berisi dua reagen, pertama adalah suspensi partikel lateks yang dilapisi
atau terikat secara kovalen dengan HCG dan yang lain berisi larutan antibodi
HCG. Apabila
terdapat HCG dalam urine, HCG terikat pada
antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang
dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Uji kehamilan positif, apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan
negatif jika terjadi aglutinasi (Murray et al, 1999).
Fase kehamilan bulan
ketiga dan keempat, korpus luteum masih menghasilkan hormon estrogen dan
progresteron. Kedua hormon tersebut mempunyai peranan dalam mengatur dinding
uterus sehingga siap untuk menerima implantasi dan memberikan segala sesuatu
yang dibutuhkan oleh zigot yang sedang berkembang (Harold, 1979).
Fase ini
juga sudah terjadi rangsangan pada kelenjar susu, sehingga pada saat
diperlukannya sudah siap berfungsi. Fungsi korpus luteum selanjutnya diganti
oleh plasenta yang menghasilkan hormon yang diperlukan untuk kehidupan janin
dalam rahim. Hormon HCG (Human Chorionic Ganadotropin) yang bekerja dari hari
kedelapan sampai minggu kedelapan kehamilan dapat digunakan untuk mengetes
kehamilan, karena hormon tersebut dijumpai dalam urine orang yang hamil. Hormon
lain yang dihasilkan oleh plasenta adalah hormon yang mempengaruhi kerja
kelenjar susu untuk mengatur metabolisme ibu yang hamil, sehingga apa yang
dibutuhkan ibu bisa dikurangi dan disalurkan kejanin, dan juga untuk
mempersiapkan kebutuhan energi bagi ibu. Hormon penting lain yang juga
dihasilkan plasenta adalah relaksin yang mempengaruhi fleksibilitas simfisis
pubis dan organ-organ lain di daerah tersebut sehingga mempermudah kelahiran (Kimball,
1994).
VI. SIMPULAN
6.1 Kandungan
HCG (Human Chorinic Gonadotropin) dalam urine ditunjukkan dengan adanya dua
strip pada test pack yang berwarna merah muda sedangkan pada urine wanita tidak
hamil (urine normal) menunjukkan satu strip berwarna merah muda.
6.2 Alat
test pack digunakan dengan mencelupkan strip sampai batas maksimal di dalam
urine dan didiamkan selama 30 detik, agar memperoleh hasil yang akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Diah, A. 2007. Biologi 2.
Erlangga. Jakarta.
Harlod,
A. H. 1979. Review of Physiological
Chemistry. Diterjemahkan oleh Martin
Muliawan. Buku Kedokteran E. G. C.
Jakarta.
Kimball. 1994
Pearce,
E. 1989. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para
Medis. Gramedia. Jakarta.
Pearce,
E. 1997. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para
Medis. Gramedia. Jakarta.
Reviany,
W & Hartini, S. 1986. Fisiologi Hewan
Jilid 1. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar