SISTEM
KARDIOVASKULER
(TEKANAN
DARAH DAN DENYUT NADI)
I.
TUJUAN
1.1 Mengetahui prinsip dan cara-cara pengukuran tekanan darah pada saat
sistol dan diastol.
1.2
Mengetahui pengaruh aktifitas metabolik
pada besarnya tekanan sistol dan diastol
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Siklus
Jantung
Peristiwa yang
terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai
berakhirnya denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung (cardiac cycle).
Setiap siklus dimulai oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam
nodus sinus (sinoatrioventricular node/ SA node). Nodus ini terletak pada
dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena cava superior,
dan potensial aksi menjalar dengan cepat sekali melalui kedua atrium dan
kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel karena ada pengaturan khusus sistem
konduksi dari atrium menuju ke ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih
dari 1/10 detik sewaktu impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel.
Keadaan ini menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului ventrikel, sehingga
akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang kuat.
Atrium bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya
akan menyediakan sumber kekuatan yang utama untuk memompakan darah ke sistem
pembuluh darah (Asmar, 1999).
2.2 Tekanan
Darah, Kadar Normal, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tekanan darah
merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika
darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120
/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan
tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan
diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur
tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring
(Caro, 1978).
Tekanan darah
dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara
normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan
darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam
satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada
saat tidur malam hari. Nilai tekanan darah normal (dalam mmHg), diastol
siastolik:
Pada masa bayi,
50-90
Pada masa
anak-anak, 60-100
Selama masa
remaja, 90-110
Dewasa, 110-125
Umur lebih tua,
130-130 (Caro, 1978).
Tekanan darah yang
diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan
mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi
mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat (Caro, 1978).
Menurut Sherwood
(2002), tekanan
darah dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1.
Curah Jantung
Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar
sehingga volume aliran darah meningkat.
2.
Resistensi Perifer
Resistensi
perifer atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh
(arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan) dari
sel-sel darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang sangat tinggi
menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh
struktur dinding arteri. Dinding telah rusak jika tersumbat oleh endapan
limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan lebih
tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah jantung
terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi.
2.3 Tekanan
Sistol dan Diastol
2.3.1 Tekanan sistolik
Tekanan sistolik
adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini
secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat
terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu
terjadinya kontraksi disebut systole Pada format penulisan angka tekanan darah,
umumnya, tekanan sistolik merupakan angka pertama. Sebagai contoh, tekanan
darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg
(Sherwood, 2002).
2.3.2 Tekanan diastolik
Tekanan
diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi
atau beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan
darah yang digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung (Sherwood,
2002).
Cardiac
Cycle
Gambar
Cardiac Cycle menjelaskan berbagai peristiwa berbeda yang terjadi selama siklus
jantung (cardiac cycle). Kurva pertama yang paling atas adalah
elektrokardiogram (EKG/ECG), Ketiga
kurva berikutnya secara berurutan menunjukkan perubahan-perubahan tekanan di
dalam aorta, ventrikel kiri, dan atrium kiri. Kurva kelima melukiskan perubahan
volume ventrikel, kurva keenam adalah
fonokardiogram, yang merupakan rekaman bunyi yang dihasilkan oleh jantung–terutama
oleh katup jantung sewaktu memompakan darah (Klabunde, 2005).
2.4 Denyut Nadi, Kadar
Normal, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak
jantung yang dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat
tertentu. Pada jantung manusia normal, tiap-tiap
denyut berasal dari nodus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim).
Waktu istirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang
waktu tidur dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan
yang lainnya. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh
meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap
suhu udara yang tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200
denyut per menit dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu
beberapa menit saja (Guyton & Hall, 1997).
Frekuensi
denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung (Setjen,
2010). Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik arteri secara
berganti-ganti. Ada 2 faktor yang bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan
yang dapat dirasakan. Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang
waktu pendek dari jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun
dalam pembuluh darah. Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan
akan tetap sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding
arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik. Dinding yang tidak elastis akan tetap ada terjadi pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan
diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya
dan mengembalikan aliran sehingga denyut pun tidak dapat dirasakan (Soewolo, 2003:263).
Tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan
bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis),
dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri
carolis), dada sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis)
dan di pelipis. Kecepatan denyut nadi seseorang berbeda-beda karena dipengaruhi
oleh faktor tertentu, antara lain usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan,
dan aktivitas seseorang. Jantung akan berdetak sebanyak 60 sampai dengan 90
kali setiap menit dalam keadaan normal. (Muffichatum, 2006).
Menurut Ganong
(1995), faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah sebagai berikut:
1. Usia
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi
kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Denyut jantung menetap dan iramanya
terratur pada masa remaja. efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler bagi orang dewasa. Pada usia yang
lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya.
Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan
usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut
nadi menurun seiring dengan pertambahan usia.
2. Jenis Kelamin
Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum,
sub maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Laki-laki muda dengan
kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada
wanita 138 denyut per menit. Kerja maksimal pria rata-rata nadi kerja mencapai
154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per menit.
3. Keadaan Kesehatan
Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan
irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru
sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung meningkat.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi,
atau hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Penderita anemia (kurang darah)
akan mengalami peningkatan kebutuhan oksigen sehingga mengakibatkan peningkatan
denyut nadi.
5. Intensitas dan Lama Kerja
Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh
terhadap denyut nadi, lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai
dengan kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi sehingga
tidak melampaui batas maksimal. Melakukan pekerjaan yang berat dan waktu yang
lama akan mengakibatkan denyut nadi bertambah sangat cepat dibandingkan dengan
melakukan pekerjaan yang ringan dan dalam waktu singkat.
6. Sikap Kerja
Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan
darah. Posisi berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan
dengan posisi kerja duduk, sehingga pada posisi berdiri denyut nadi lebih cepat
dari pada saat mekakukan pekerjaan dengan posisi duduk.
7. Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk
ukuran tubuh seseorang, semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih
cepat.
8.
Kondisi Psikis
Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung.
Kemarahan dan kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang.
Ketakutan, kecemasan, dan kesedihan juga dapat memperlambat frekuensi nadi
seseorang.
9. Suhu Tubuh
Denyut nadi seseorang akan terus
meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan
telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi, sedangkan faktor
yang mempengaruhi jumlah denyut nadi pada saat sesudah beraktifitas, yaitu
pengaruh panas terhadap denyut nadi. Iklim kerja panas dapat menyebabkan beban tambahan
pada sirkulasi darah. Pada waktu melakukan pekerjaan fisik yang berat
dilingkungan panas, maka darah akan mendapat beban tambahan, karena harus
membawa oksigen ke bagian otot yang sedang bekerja. Disamping itu darah juga
harus membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan kulit. Hal demikian itu juga
merupakan beban tambahan bagi jantung yang harus memompa darah lebih banyak
lagi maka akibat dari pekerjaan ini frekuensi
denyut nadi pun akan meningkat pula.
III. METODOLOGI
3.1 Alat
1. Stetoskop
2. Spighnomanometer
3.2 Cara
1.
Probandus
dikelompokkan dalam dua kelompok
2.
Kelompok I:
melakukan aktifitas gerak badan seperti jalan di tempat, jongkok berdiri, atau
menaiki tangga selama 5 menit
3.
Kelompok II:
tidak melakukan aktifitas
a.
Manset
sphigmomanometer dililitkan pada lengan atas probandus kelompok I. Manset
dipasang kurang lebih setinggi jantung. Lengan probandus yang diperiksa harus
diletakkan dengan baik dengan siku hampir lurus.
b.
Udara
dipompakan ke dalam manset sampai kira-kira 180 mmHg, kemudian tekanan
diturunkan perlahan-lahan. Darah yang mengalir melalui pembuluh darah yang
terjepit dan dindingnya hampir tertutup akan menimbulkan getaran-getaran pada
dinding pembuluh, dan dapat terdengar melalui
stetoskop. Desiran-desiran mula-mula akan terdengar jika tekanan udara
kantong manset mulai lebih rendah dibandingkan dengan tekanan sistol (desiran
Korotkoff). Pada saat aliran sudah menjadi kontinyu maka desiran terdengar
jelas dan sama sekali akan hilang jika tekanan dalam manset lebih rendah
dibandingkan dengan tekanan diastol.
c.
Tekanan darah
probandus ditentukan dalam posisi duduk/tidur, frekuensi denyut jantung
dihitung dengan menempelkan stetoskop di bagian interkostal 4-5 dada sebelah
kiri atau dengan menempelkan telinga pada dada probandus di daerah tersebut. Dihitung
pula frekuensi denyut nadinya pada pergelangan tangan. Pengukuran tekanan darah
dan frekuensi denyut nadi dilakukan juga pada probandus II yang melakukan
aktifitas fisik. Pengamatan pengukuran diulangi setiap 5 menit sekali sampai
semuanya normal.
d. Nilai yang sudah diperoleh dicatat pada lembar kerja.
IV. HASIL
PENGAMATAN
Jenis
Kelamin
|
Waktu
|
Istirahat
|
Aktivitas
|
|||
Tekanan
Darah
|
Denyut
Jantung
|
Denyut
Nadi
|
Denyut
Jantung
|
Denyut
Nadi
|
||
Laki-laki
|
15
detik
|
110/70
|
124
|
140
|
172
|
136
|
Perempuan
|
15
detik
|
100/80
|
120
|
104
|
172
|
136
|
V. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui prinsip dan
cara-cara pengukuran tekanan darah pada saat sistol dan diastol serta
mengetahui pengaruh aktifitas metabolik pada besarnya tekanan sistol dan
diastol.
Ada tiga hal
yang dikur dalam praktikum ini yaitu tekanan darah, denyut jantung, dan denyut
nadi. Semuanya diukur dalam keadaan istirahat dan setelah beraktivitas yaitu
menaiki dan menuruni tangga selama lima menit.
Stetoskop
dapat digunakan untuk mendengar detakan sistol dan diastol. Tekanan
sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi sedangkan tekanan diastolik
adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau
beristirahat.
Denyut nadi dapat diketahui dengan cara meraba
pergelangan tangan bagian depan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muffichatum
(2006), yaitu tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan bagian depan
sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), dileher sebelah
kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada
sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis sedangkan denyut jantung dengan meraba dan menekan bagian dada
kiri tempat jantung berada.
Pengukuran
yang dihasilkan berbeda pada praktikan laki-laki dan perempuan dalam keadaan
tidak beraktivitas maupun beraktivitas. Pada saat
beraktivitas denyut jantung dan denyut nadi pada praktikan laki-laki-laki dan
perempuan adalah sama yaitu 172 dan 136. Denyut
nadi menunjukkan pula denyut jantung yang diakibatkan kontraksi ventrikel.
Denyut nadi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi curah jantung, yaitu
volume darah per menit yang dipompakan oleh ventrikel kiri kedalam sirkuit
sistemik.
Frekuensi denyut
nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung (Setjen, 2010).
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) di permukaan
kulit pada tempat-tempat tertentu. Penyebab terjadinya
denyut nadi ini adalah pemberian
darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari jantung ke aorta, yang
tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah
dan elastisitas dari dinding arteri
yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila dinding
tidak elastis maka tetap ada pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan
diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya
dan mengembalikan aliran sehingga denyutpun tidak dapat dirasakan (Soewolo,
2003:263).
Adapun faktor yang mempengaruhi
kecepatan denyut nadi yaitu usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan / kebugaran
fisik, suhu tubuh dan aktivitas tubuh.
Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia
antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi
kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. Ukuran
yang lebih berat juga menyebabkan denyut nadi akan lebih cepat. Ini sesuai dengan literatur, ukuran
tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorang. Semakin
berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih cepat.
Pada masa remaja, denyut jantung menetap dan iramanya teratur. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat berpengaruh
pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa
penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada berbagai
usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling
tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan
pertambahan usia. Pada orang yang tidak sehat
dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur.
Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung
meningkat. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu
tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi
terhadap suhu udara yang tinggi.
Kecepatan denyut nadi akan lebih
berkurang dibandingkan pada saat beraktivitas, sedangkan pada saat beraktivitas
frekuensi denyut nadi dan denyut jantung akan lebih besar dikarenakan saat
beraktivitas kebutuhan oksigen dalam tubuh akan meningkat karena adanya
peningkatan aktivitas tubuh. Semakin berat suatu kegiatan yang dilakukan
manusia, maka semakin banyak pula kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh tubuh,
untuk itu jantung akan lebih banyak memompa darah yang mengandung banyak
oksigen melalui nadi keseluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
tinggi.
Saat yang paling baik untuk mengukur
tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring,
karena pada saat ini jantung sedang berada pada tekanan diastol, dimana otot
jantung berelaksasi diantara pemompaan darah. Tekanan darah mempunyai dua nilai
yaitu sistol dan diastol. Secara umum, peningkatan curah jantung meningkatkan
tekanan sistolik, sedangkan peningkatan tahanan perifer meningkatkan tekanan
diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi sedangkan
tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang
berkonstraksi atau beristirahat. Praktikan laki-laki mempunyai tekanan darah
110/70 mmHg dan praktikan perempuan 100/80 mm/Hg. Tekanan darah pada laki-laki
lebih tinggi dibanding pada perempuan.
Perbedaan tekanan antara siastole dan diastole disebut tekanan nadi dan
normalnya berkisar atara 30 sampai 50 mmHg. Batas terendah tekanan sistole pada
orang dewasa diperkirakan 105mmHg, dan batas teratas ialah 150mmHg. Pada wanita
tekanan darahnya ialah 5 sampai 10mmHg lebih rendah dari pada pria (Asmar,
1999). Nilai 110 dan 100 menunjukkan
angka sistol serta 70 dan 80 menunjukkan diastol. Perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi. Tekanan terhadap dinding
arteri lebih besar maka mengakibatkan volume aliran darah akan meningkat. Curah
jantung yang teralulu tinggi dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau
hipertensi. Resistensi perifer adalah hambatan terhadap aliran darah dalam
arteri kecil dari arteriola. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh
struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, karena tersumbat oleh
endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan
lebih tinggi (Soewolo, 2003).
Nilai tekanan
darah normal (dalam mmHg), diastol siastolik:
Pada
masa bayi, 50-90
Pada
masa anak-anak, 60-100
Selama
masa remaja, 90-110
Dewasa,
110-125
Umur
lebih tua, 130-130 (Caro, 1978).
Jumlah denyut jantung saat
beristirahat pada laki-laki dan perempuan yaitu 35 dan 26, sedangkan setelah
beraktivitas yaitu sama-sama berjulah 34. Menurut Guyton & Hall (1997), pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari
nodus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat,
jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan
bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya.
Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali
bila pekerja yang bersangkutan telah menyesuaian suhu tubuh terhadap suhu udara
yang tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per
menit dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa
menit saja.
VI. SIMPULAN
6.1 Pengukuran
tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphignomanometer. Sistol menunjukkan
tekanan saat jantung berkontraksi, ditunjukkan dengan bunyi denyut jantung
pertama. Sedangkan diastol menunjukkan tekanan saat jantung berelaksasi, ditunjukkan
dengan suara denyut yang terakhir.
6.2 Faktor-faktor
yang mempengaruhi dari aktifias metabolik
pada besarnya tekanan sistol dan diastol adalah usia, berat badan, jenis
kelamin, kesehatan / kebugaran fisik, suhu tubuh dan aktivitas tubuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmar,
Roland. 1999. Arterial Stiffness and Pulse Wave Velocity. Paris: Elsevier
Caro,
Colin G. 1978. The Mechanics of The Circulation. Oxford [Oxfordshire]: Oxford
University Press
Ganong,
F.G. 1995. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 14. Jakarta : Kedoteran EGC.
Guyton,
A.C & Hall, J.E. 1997. Fisiologi
Kedokteran Edisi 9. Jakarta:Kedokteran EGC
Klabunde,
Richard. 2005. Cardiovascular Physiology
Concepts. Lippincott Williams & Wilkins
Muffichatun. 2006. Hubungan antara Tekanan Panas, Denyut Nadi, dan Produktivitas Kerja
pada Pekerja Pandai Besi Paguyuban Wesi Aji Dororejo Batang. http://digilib.unnes.ac.id. Diakses pada
tanggal 13 November 2012
Richard,
W. H & Gordan. 1989. Animal
Physiology. New York : Harper-Collins Publisher.
Sherwood,
L. 2002. Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem. Ed 2. Jakarta: EGC
Soewolo.
2003. Fisiologi Manusia. Malang
: UM Press.
Setjen.
2010. Biologi. Jakarta : SETJEN KEMENDIKBUD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar