LAPORAN
RESMI
PRAKTIKUM
FISIOLOGI
HEWAN
ACARA
PRAKTIKUM KE I
PERTUMBUHAN
DISUSUN
OLEH :
-
GRAHA PERMANA 24020111120002
-
AJENG FATRIA 24020111120010
-
REGITA ANDRIANI 24020111130019
-
ASIH RISMIARTI 24020111130023
-
YULIANDINI PANGESTIKA 24020111130033
-
DIMAS ZULFIKAR 24020111130035
LABORATORIUM
FUNGSI DAN STRUKTUR HEWAN
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
SAINS DAN MATEMATIKA
SEMARANG
2012
ACARA
I
PERTUMBUHAN
I.
Tujuan Praktikum
1.
Menggunakan
alat untuk mengadakan percobaan pengukuran pertumbuhan.
2.
Mengukur
pertumbuhan. (ditambahin hewan apa yang diukur)
3.
Menginterpretasikan
data yang diperoleh dari hasil pengukuran.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Gallus gallus domesticus
Perkembangan ayam buras (Gallus domesticus) atau lebih dikenal
dengan
sebutan ayam
kampung di Indonesia
berkembang pesat dan
telah banyak
dipelihara dan
dibudidayakan oleh peternak-peternak maupun
masyarakat umum sebagai
usaha untuk pemanfaatan
pekarangan, pemenuhan gizi
keluarga serta meningkatkan pendapatan
(Zen, 2008).
Ayam
buras (Gallus domesticus) jantan
berbadan panjang, berpostur
dan
penampilan tegap,
terdapat taji baik
runcing maupun tumpul,
kedua sayapnya tertutup dan
bulu-bulunya bersih teratur
rapi, dadanya lebar,
mata tampak jernih terang, kaki
kokoh, sisik-sisiknya teratur
serta jengger dan
pial berukuran besar berwarna merah serta tidak keriput
(Bambang, 2007).
Menurut Yuwanta (2004), sistematika ayam
buras adalah sebagai berikut :
Phylum: Chordata
Subphylum:
Craniata
Kelas: Aves
Ordo:
Anseriformes
Famili:
Anatidae
Subfamili:
Anatinae
Spesies:
Gallus domesticus
2.2 Tinjauan
umum pertumbuhan
Pertumbuhan
adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang
bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan,(gak
boleh dipake di awal kalimat) perkembangan adalah perubahan atau
diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan
memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia,
dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia
memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi,(gak
boleh pake kata sambung diawal kalimat) setelah tumbuh dan berkembang menjadi
dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih
terjamin (Diah, 2007).
Menurut
(Diah, 2007), pertumbuhan dan perkembangan pada hewan berbeda-beda antara
spesies satu dengan spesies yang lain. Tetapi, pada dasarnya memiliki persamaan
tahapan perkembangan, yaitu sebagai berikut :
1.
Pembelahan Sel
Setelah terjadi fertilisasi (pembuahan sel gamet
jantan dan sel gamet betina), terbentuklah zigot. Zigot mengalami pembelahan
mitosis secara terus-menerus. Pembelahan ini berlangsung sangat cepat. Sel-sel
yang dihasilkan dari pembelahan disebut morula. Morula berkembang menjadi
bentuk yang berlubang disebut blastula.
2.
Morfogenesis
(menjorok) Blastula
terus mengalami pembelahan sel. Selama pembelahan ini terjadi morfogenesis,
yaitu proses perkembangan bentuk berbagai bagian tubuh embrio.
3.
Diferensiasi
(menjorok) Blastula
terus membelah dan membentuk gastrula. Dari gastrula terbentuk embrio. Sel-sel
embrio berkembang terus membentuk jaringan, organ, dan sistem organ yang
membentuk struktur dan fungsi khusus yang nantinya difungsikan pada waktu
dewasa.
4.
Pertumbuhan
(menjorok) Setelah
terbentuk organ, terjadi pertumbuhan makhluk hidup menjadi lebih besar.
Perkembangan berjalan seiring dengan pertumbuhan. Perkembangan adalah proses
mencapai kedewasaan. Perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan, yaitu
per-tumbuhan dapat diukur dengan ukuran tertentu, sedangkan perkembangan tidak
dapat diukur dengan suatu ukuran.
2.3 Faktor
yg memengaruhi pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup merupakan hasil interaksi antara faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup adalah gen, nutrisi, hormon, dan lingkungan (Isnaeni,
2006).
1. Gen
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat
di dalam sel makhluk hidup. Gen berpengaruh pada setiap struktur makhluk hidup
dan juga perkembangannya, walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang
mempengaruhinya. Artinya, sifat-sifat yang tampak pada makhluk hidup seperti
bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna mata, warna bulu pada hewan, warna bunga,
penambahan ukuran, dan sebagainya dipengaruhi oleh gen yang dimilikinya.
Masing-masing jenis (spesies), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk
sifat tertentu. Demikian pula pada hewan ternak yang memiliki gen unggul,
misalnya pertumbuhannya cepat dan dengan memberikan makanan yang cukup maka
akan menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik pula. Sebaliknya, jika
hewan ternak tersebut tidak memiliki gen unggul dengan pertumbuhan yang cepat,
meskipun didukung dengan pemberian makanan yang cukup maka pertumbuhan dan
perkembangannya tidak sebaik bila hewan tersebut memiliki gen unggul (Isnaeni, 2006).
2. Nutrisi
Nutrisi / makanan berperan pentingdalam pertumbuhan
dan perkembangan makhluk hidup. Fungsi nutrisi di antaranya adalah sebagai
bahan pembangun tubuh makhluk hidup. Sampai batas usia tertentu manusia akan
mengalami pertumbuhan, yaitu bertambah tinggi dan besar. Hal ini dapat terjadi
karena setiap hari manusia makan makanan yang cukup bergizi. Demikian pula
hewan, pada batas periode tertentu juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan
karena hewan tersebut makan setiap hari. Nutrisi bagi sebagian besar hewan dan
manusia dapat berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein
merupakan bahan pembangun sel-sel tubuh. Oleh karena itu dalam masa pertumbuhan
harus mendapatkan protein yang cukup (Isnaeni, 2006).
3. Hormon
Hormon merupakan senyawa organik (zat kimia) pada
manusia dan sebagian hewan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar
endokrin merupakan kelenjar buntu, artinya kelenjar itu tidak memiliki saluran.
Hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) langsung masuk ke pembuluh darah.
Hormon diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Hormon mempengaruhi reproduksi,
metabolisme, serta pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dan sebagian
hewan. Pada manusia, hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan seseorang. Seseorang yang kelebihan hormon akan mengalami
pertumbuhan yang luar biasa/gigantisme. Sebaliknya, jika seseorang kekurangan
hormon pertumbuhan maka dapat mengakibatkan kekerdilan. Hormon tiroksin yang
dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar tiroid) mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Bila pada masa kanak-kanak kekurangan hormon tiroksin
mengakibatkan kretinisme. Kretinisme yaitu pertumbuhan yang lambat dan mental
yang terbelakang, sehingga perkembangannya juga terhambat. Pada hewan tingkat
tinggi (vertebrata) misalnya katak, metamorfosis berudu menjadi katak dewasa
dipengaruhi oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Hal ini
menunjukkan bahwa pada katak, hormon tiroksin mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Pada hewan tingkat rendah (invertebrata) misalnya Hydra memiliki
zat kimia yang mirip hormon (neuropeptida). Zat kimia ini merangsang terjadinya
pertumbuhan dan regenerasi (Isnaeni, 2006).
4. Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup terutama
tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan merupakan
faktor eksternal. Faktor lingkungan berperan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan terutama adalah suhu, udara, cahaya, dan kelembapan (Isnaeni, 2006).
Suhu udara ?. Tumbuhan/tanaman
membutuhkan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Setiap
spesies tumbuhan umumnya memiliki suhu optimum yang berbeda-beda. Pada suhu
yang optimum, suatu spesies tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
dengan baik. Suhu udara mempengaruhi semua kegiatan tumbuhan yang berkaitan
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis,
penguapan, dan pernapasan (Isnaeni, 2006).
Cahaya ?. Cahaya
mutlak dibutuhkan tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis. Namun demikian,
cahaya merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan tumbuhan. Karena cahaya
akan menyebabkan zat tumbuh menjadi zat yang menghambat pertumbuhan (Isnaeni,
2006).
Kelembapan ?. Sampai
batas-batas tertentu, tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik terhadap
pertumbuhan tanaman. Hal ini karena air yang diisap oleh tanaman lebih banyak
dan lebih sedikit air yang diuapkan sehingga menyebabkan pembentangan sel-sel. Dengan
demikian, sel-sel tanaman akan lebih cepat mencapai ukuran yang maksimum
(Isnaeni, 2006).
Faktor-faktor lingkungan tersebut di atas yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bersifat kompleks.
Faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi merupakan satu
kesatuan yang saling berinteraksi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan organisme (Isnaeni, 2006).
III.
Metode Praktikum
3.1 Alat
1. Timbangan
2. Caliper atau mistar
3. Kandang ayam
3.2 Bahan
1. Unggas (Gallus
gallus domesticus)
2. Pakan ayam
3. minum
3.3 Cara
Kerja
- Hewan
percobaan yang dipergunakan dalam praktikum adalah unggas.
- Semua
hewan percobaan ditimbang menggunakan timbangan untuk mengetahui bobot badan
awal dan dilanjutkan dengan pengukuran somatometrik (panjang paruh, panjang sayap,
dan panjang tibiotarsus) menggunakan caliper atau mistar.
- Hewan
percobaan dibagi dalam dua kelompok, yaitu Kelompok I: sebagai kontrol, dan
Kelompok II: diperlakukan dengan diberi pakan tambahan selama dua minggu.
- Setelah
dua minggu, hewan percobaan ditimbang lagi untuk mengetahui bobot setelah
perlakuan.
- Dilakukan
pengukuran somatometrik.
IV.
Hasil Pengamatan
PENGUKURAN BOBOT TUBUH DAN SOMATOMETRIK
|
||
Variabel yang Diukur
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Bobot tubuh (g)
|
1,54
|
1,73
|
1,18
|
1,57
|
|
1,42
|
1,37
|
|
1,62
|
1,57
|
|
1,22
|
1,11
|
|
1,43
|
1,37
|
|
Jumlah
|
8,41
|
8,72
|
Rata-rata
|
8,565
|
|
Panjang paruh (cm)
|
3,00
|
3,80
|
2,80
|
3,20
|
|
3,00
|
4,00
|
|
2,83
|
2,22
|
|
2,10
|
3,00
|
|
1,60
|
1,85
|
|
Jumlah
|
15,33
|
18,07
|
Rata-rata
|
16,7
|
|
Panjang sayap (cm)
|
17,00
|
17,30
|
18,00
|
21,00
|
|
21,00
|
22,00
|
|
31,00
|
25,50
|
|
13,20
|
14,00
|
|
13,80
|
15,80
|
|
Jumlah
|
114,00
|
115,60
|
Rata-rata
|
114,8
|
|
Panjang tibia (cm)
|
10,50
|
12,00
|
10,50
|
11,00
|
|
6,50
|
7,00
|
|
11,20
|
15,00
|
|
9,50
|
10,50
|
|
7,70
|
6,90
|
|
Jumlah
|
55,90
|
62,40
|
Rata-rata
|
59,15
|
|
Panjang tarso (cm)
|
6,00
|
6,50
|
7,00
|
8,50
|
|
8,00
|
6,00
|
|
6,50
|
11,20
|
|
5,40
|
5,70
|
|
6,30
|
7,66
|
|
Jumlah
|
39,20
|
45,56
|
Rata-rata
|
42,38
|
V.
Pembahasan
Hewan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah unggas jenis Gallus gallus
domesticus. Ayam ini ditimbang menggunakan timbangan untuk mengetahui bobot
badan awal dan dilanjutkan dengan pengukuran somatometrik (panjang paruh,
panjang sayap, dan panjang tibiotarsus) menggunakan caliper atau mistar.
Pengukuran dilakukan selama dua minggu yaitu pada tanggal 22 November dan 29
November 2012. Semua hasil pengukuran dicatat pada tabel yang telah disediakan.
Hasil pengukuran dihitung dengan cara
menjumlahkan dan merata-ratakan nilai yang didapat dari variabel yang diukur
selama dua minggu. Maka dapat dilihat perbedaan (pertambahan atau penurunan), selisih
nilai pengukuran, dan rata-rata pertumbuhannya.
Bobot
tubuh (g)
Panjang
paruh (cm)
Panjang
sayap (cm)
Panjang
tibia (cm)
Panjang
tarso (cm)
Banyak faktor yang memengaruhi
pertambahan dan penurunan nilai hasil pengukuran yang meliputi faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi spesifitas genetis, jenis
kelamin, umur, kualitas hormon, dan tingkat kebugaran hewan. Sedangkan faktor
eksternal meliputi pakan, kondisi kimiawi dan fisik lingkungan, dan tingkat
kompetisi biologis. Faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri tapi bekerja
dengan saling melengkapi. Menurut Isnaeni (2006), faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah gen, nutrisi, hormon, dan
lingkungan.
Bertambahnya bobot dan panjang bagian
tubuh ayam tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor pakan yang mencukupi untuk kebutuhan
ayam tersebut. Kandungan pakan berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan
mineral. Pada masa pertumbuhan tubuh harus mendapatkan kandungan protein yang
cukup karena protein merupakan bahan pembangun sel-sel tubuh.
Pakan dengan kandungan nutrisi yang cukup ini juga
akan meningkatkan kualitas dan kuantitas hormon dan meningkatkan proses metabolisme,
misalnya metabolisme hormon pertumbuhan. Hormon mempengaruhi reproduksi,
metabolisme, serta pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dan sebagian
hewan. Jika terjadi kelebihan atau kekurangan hormon maka akan memengaruhi
pertumbuhan hewan. Kelebihan hormon akan menyebabkan pertumbuhan menjadi tidak
terkendali dan bila kekurangan akan menyebabkan pertumbuhan yang melambat.
Gen juga memengaruhi pertumbuhan ayam. Faktor gen
merupakan faktor mendasar bagi organisme. Gen sebagai sumber potensi metabolik
juga sebagai pembatas potensi metabolik tersebut. Setiap spesies hewan memiliki
struktur gen tertentu sehingga potensi pertumbuhan spesies tersebut tertentu
pula. Pada hewan ternak yang memiliki gen unggul, misalnya pertumbuhannya cepat
dan dengan memberikan makanan yang cukup maka akan menunjukkan pertumbuhan dan
perkembangan yang baik pula. Sebaliknya, jika hewan ternak tersebut tidak
memiliki gen unggul (seperti apa?) dengan pertumbuhan yang cepat, meskipun
didukung dengan pemberian makanan yang cukup maka pertumbuhan dan
perkembangannya tidak sebaik bila hewan tersebut memiliki gen unggul.
Penyebab berkurangan bobot dan ukuran tubuh lainnya
dapat disebabkan oleh pemberian pakan yang tidak teratur. Ayam tidak diberi
makan selama 2 hari. Tingkat persaingan ayam juga terjadi di dalam kandang
untuk mendapatkan pakan. Kondisi kandang tidak seimbang dengan jumlah ayam yang
ada. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya seekor ayam yang mati. Kandang juga
tidak diletakkan pada kondisi yang tersinari matahari yang cukup sehingga ayam
tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup. Padahal sinar matahari dapat
menstimulasi terbentuknya hormon-hormon produktif serta berpengaruh pada proses
regulasi dan koordinasi pada tubuh ayam. Kurangnya penyinaran oleh matahari ini
dapat memengaruhi tingkat kebugaran ayam. Ayam dengan tingkat kebugaran rendah
akan memiliki potensi pertumbuhan yang rendah pula.
VI.
Simpulan
6.1
Faktor yang mempengeruhi pertumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
intrinsik (berasal dari dalam tubuh hewan
tersebut) dan faktor eksrinsik (berasal
dari luar tubuh/habitat hewan tersebut).
Contoh faktor intrinsik yaitu genetis, jenis
kelamin, umur, kualitas hormon dan
tingkat kebugaran hewan. Sedangkan yang
termasuk faktor ekstrinsik yaitu pakan,
kondisi fisik-kimiawi lingkungan dan
tingkat
kompetisi biologi.
6.2
Terjadi penurunan tubuh dan panjang
tibia tarsus, sedangkan untuk panjang
paruh, panjang sayap dan tarso mengalami
peningkatan.
Daftar
Pustaka
Diakses
tanggal 29 Oktober 2012.
Diah, A.
2007. Biologi 2. Erlangga.
Jakarta.
Isnaeni,
W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta.
Yuwanta,
T. 2004. Dasar Ternak Unggas.
Kanisius. Yogyakarta.
tanggal
29 Oktober 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar