Minggu, 25 November 2012

FISIOLOGI HEWAN SISTEM KARDIOVASKULER


SISTEM KARDIOVASKULER
(TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI)
I.         TUJUAN
1.1 Mengetahui prinsip dan cara-cara pengukuran tekanan darah pada saat sistol dan diastol.
1.2 Mengetahui pengaruh aktifitas metabolik pada besarnya tekanan sistol dan diastol

II.      TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Siklus Jantung
Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung (cardiac cycle). Setiap siklus dimulai oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus (sinoatrioventricular node/ SA node). Nodus ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena cava superior, dan potensial aksi menjalar dengan cepat sekali melalui kedua atrium dan kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel karena ada pengaturan khusus sistem konduksi dari atrium menuju ke ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih dari 1/10 detik sewaktu impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang kuat. Atrium bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan yang utama untuk memompakan darah ke sistem pembuluh darah (Asmar, 1999).

2.2  Tekanan Darah, Kadar Normal, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring (Caro, 1978).
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Nilai tekanan darah normal (dalam mmHg), diastol siastolik:
Pada masa bayi, 50-90
Pada masa anak-anak, 60-100
Selama masa remaja, 90-110
Dewasa, 110-125
Umur lebih tua, 130-130  (Caro, 1978).
Tekanan darah yang diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat (Caro, 1978).
Menurut Sherwood (2002), tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1.      Curah Jantung
 Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran darah meningkat.
2.      Resistensi Perifer
Resistensi perifer atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh (arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan) dari sel-sel darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang sangat tinggi menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Dinding telah rusak jika tersumbat oleh endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi.

2.3  Tekanan Sistol dan Diastol
2.3.1 Tekanan sistolik
Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan angka pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg (Sherwood, 2002).
2.3.2 Tekanan diastolik
Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung (Sherwood, 2002).

Cardiac Cycle
Gambar Cardiac Cycle menjelaskan berbagai peristiwa berbeda yang terjadi selama siklus jantung (cardiac cycle). Kurva pertama yang paling atas adalah elektrokardiogram (EKG/ECG),  Ketiga kurva berikutnya secara berurutan menunjukkan perubahan-perubahan tekanan di dalam aorta, ventrikel kiri, dan atrium kiri. Kurva kelima melukiskan perubahan volume ventrikel,  kurva keenam adalah fonokardiogram, yang merupakan rekaman bunyi yang dihasilkan oleh jantung–terutama oleh katup jantung sewaktu memompakan darah (Klabunde, 2005).

2.4 Denyut Nadi, Kadar Normal, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per menit dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa menit saja (Guyton & Hall, 1997).
Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung (Setjen, 2010). Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik arteri secara berganti-ganti. Ada 2 faktor yang bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan yang dapat dirasakan. Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah. Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan akan tetap sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik. Dinding yang tidak elastis akan tetap ada terjadi pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyut pun tidak dapat dirasakan (Soewolo, 2003:263).
Tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis. Kecepatan denyut nadi seseorang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor tertentu, antara lain usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas seseorang. Jantung akan berdetak sebanyak 60 sampai dengan 90 kali setiap menit dalam keadaan normal. (Muffichatum, 2006).
Menurut Ganong (1995), faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah sebagai berikut:
1.      Usia
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Denyut jantung menetap dan iramanya terratur pada masa remaja. efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler bagi orang dewasa. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia.
2.      Jenis Kelamin
Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum, sub maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Laki-laki muda dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit. Kerja maksimal pria rata-rata nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per menit.
3.      Keadaan Kesehatan
Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung meningkat.
4.      Riwayat Kesehatan
Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Penderita anemia (kurang darah) akan mengalami peningkatan kebutuhan oksigen sehingga mengakibatkan peningkatan denyut nadi.
5.      Intensitas dan Lama Kerja
Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut nadi, lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi sehingga tidak melampaui batas maksimal. Melakukan pekerjaan yang berat dan waktu yang lama akan mengakibatkan denyut nadi bertambah sangat cepat dibandingkan dengan melakukan pekerjaan yang ringan dan dalam waktu singkat.


6.      Sikap Kerja
Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi kerja duduk, sehingga pada posisi berdiri denyut nadi lebih cepat dari pada saat mekakukan pekerjaan dengan posisi duduk.
7.      Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorang, semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih cepat.
8.      Kondisi Psikis
Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang. Ketakutan, kecemasan, dan kesedihan juga dapat memperlambat frekuensi nadi seseorang.
9. Suhu Tubuh
Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi, sedangkan faktor yang mempengaruhi jumlah denyut nadi pada saat sesudah beraktifitas, yaitu pengaruh panas terhadap denyut nadi. Iklim kerja panas dapat menyebabkan beban tambahan pada sirkulasi darah. Pada waktu melakukan pekerjaan fisik yang berat dilingkungan panas, maka darah akan mendapat beban tambahan, karena harus membawa oksigen ke bagian otot yang sedang bekerja. Disamping itu darah juga harus membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan kulit. Hal demikian itu juga merupakan beban tambahan bagi jantung yang harus memompa darah lebih banyak lagi maka akibat dari pekerjaan ini frekuensi denyut nadi pun akan meningkat pula.









III.   METODOLOGI
3.1  Alat
1.      Stetoskop
2.      Spighnomanometer

3.2  Cara
1.    Probandus dikelompokkan dalam dua kelompok
2.    Kelompok I: melakukan aktifitas gerak badan seperti jalan di tempat, jongkok berdiri, atau menaiki tangga selama 5 menit
3.    Kelompok II: tidak melakukan aktifitas
a.       Manset sphigmomanometer dililitkan pada lengan atas probandus kelompok I. Manset dipasang kurang lebih setinggi jantung. Lengan probandus yang diperiksa harus diletakkan dengan baik dengan siku hampir lurus.
b.      Udara dipompakan ke dalam manset sampai kira-kira 180 mmHg, kemudian tekanan diturunkan perlahan-lahan. Darah yang mengalir melalui pembuluh darah yang terjepit dan dindingnya hampir tertutup akan menimbulkan getaran-getaran pada dinding pembuluh, dan dapat terdengar melalui  stetoskop. Desiran-desiran mula-mula akan terdengar jika tekanan udara kantong manset mulai lebih rendah dibandingkan dengan tekanan sistol (desiran Korotkoff). Pada saat aliran sudah menjadi kontinyu maka desiran terdengar jelas dan sama sekali akan hilang jika tekanan dalam manset lebih rendah dibandingkan dengan tekanan diastol.
c.       Tekanan darah probandus ditentukan dalam posisi duduk/tidur, frekuensi denyut jantung dihitung dengan menempelkan stetoskop di bagian interkostal 4-5 dada sebelah kiri atau dengan menempelkan telinga pada dada probandus di daerah tersebut. Dihitung pula frekuensi denyut nadinya pada pergelangan tangan. Pengukuran tekanan darah dan frekuensi denyut nadi dilakukan juga pada probandus II yang melakukan aktifitas fisik. Pengamatan pengukuran diulangi setiap 5 menit sekali sampai semuanya normal.
d.      Nilai yang sudah diperoleh dicatat pada lembar kerja.




IV.   HASIL PENGAMATAN

Jenis
Kelamin
Waktu
Istirahat
Aktivitas
Tekanan
Darah
Denyut
Jantung
Denyut
Nadi
Denyut
Jantung
Denyut
Nadi
Laki-laki
15 detik
110/70
124
140
172
136
 Perempuan
15 detik
100/80
120
104
172
136



















V.      PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prinsip dan cara-cara pengukuran tekanan darah pada saat sistol dan diastol serta mengetahui pengaruh aktifitas metabolik pada besarnya tekanan sistol dan diastol.
Ada tiga hal yang dikur dalam praktikum ini yaitu tekanan darah, denyut jantung, dan denyut nadi. Semuanya diukur dalam keadaan istirahat dan setelah beraktivitas yaitu menaiki dan menuruni tangga selama lima menit.
Stetoskop dapat digunakan untuk mendengar detakan sistol dan diastol. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat.
Denyut nadi dapat diketahui dengan cara meraba pergelangan tangan bagian depan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muffichatum (2006), yaitu tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis sedangkan denyut jantung dengan meraba dan menekan bagian dada kiri tempat jantung berada.
Pengukuran yang dihasilkan berbeda pada praktikan laki-laki dan perempuan dalam keadaan tidak beraktivitas maupun beraktivitas. Pada saat beraktivitas denyut jantung dan denyut nadi pada praktikan laki-laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu 172 dan 136. Denyut nadi menunjukkan pula denyut jantung yang diakibatkan kontraksi ventrikel. Denyut nadi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi curah jantung, yaitu volume darah per menit yang dipompakan oleh ventrikel kiri kedalam sirkuit sistemik.
Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung (Setjen, 2010). Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Penyebab terjadinya denyut nadi ini adalah pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah dan elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila dinding tidak elastis maka tetap ada pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyutpun tidak dapat dirasakan (Soewolo, 2003:263).
Adapun faktor yang mempengaruhi kecepatan denyut nadi yaitu usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan / kebugaran fisik, suhu tubuh dan aktivitas tubuh.
Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. Ukuran yang lebih berat juga menyebabkan denyut nadi akan lebih cepat. Ini sesuai dengan literatur, ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorang. Semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih cepat.
Pada masa remaja, denyut jantung menetap dan iramanya teratur. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung meningkat. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi.

Kecepatan denyut nadi akan lebih berkurang dibandingkan pada saat beraktivitas, sedangkan pada saat beraktivitas frekuensi denyut nadi dan denyut jantung akan lebih besar dikarenakan saat beraktivitas kebutuhan oksigen dalam tubuh akan meningkat karena adanya peningkatan aktivitas tubuh. Semakin berat suatu kegiatan yang dilakukan manusia, maka semakin banyak pula kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh tubuh, untuk itu jantung akan lebih banyak memompa darah yang mengandung banyak oksigen melalui nadi keseluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi.
Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring, karena pada saat ini jantung sedang berada pada tekanan diastol, dimana otot jantung berelaksasi diantara pemompaan darah. Tekanan darah mempunyai dua nilai yaitu sistol dan diastol. Secara umum, peningkatan curah jantung meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan tahanan perifer meningkatkan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Praktikan laki-laki mempunyai tekanan darah 110/70 mmHg dan praktikan perempuan 100/80 mm/Hg. Tekanan darah pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada perempuan.  Perbedaan tekanan antara siastole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya berkisar atara 30 sampai 50 mmHg. Batas terendah tekanan sistole pada orang dewasa diperkirakan 105mmHg, dan batas teratas ialah 150mmHg. Pada wanita tekanan darahnya ialah 5 sampai 10mmHg lebih rendah dari pada pria (Asmar, 1999). Nilai 110 dan 100 menunjukkan angka sistol serta 70 dan 80 menunjukkan diastol. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi. Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar maka mengakibatkan volume aliran darah akan meningkat. Curah jantung yang teralulu tinggi dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Resistensi perifer adalah hambatan terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari arteriola. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, karena tersumbat oleh endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan lebih tinggi (Soewolo, 2003).
Nilai tekanan darah normal (dalam mmHg), diastol siastolik:
Pada masa bayi, 50-90
Pada masa anak-anak, 60-100
Selama masa remaja, 90-110
Dewasa, 110-125
Umur lebih tua, 130-130  (Caro, 1978).
Jumlah denyut jantung saat beristirahat pada laki-laki dan perempuan yaitu 35 dan 26, sedangkan setelah beraktivitas yaitu sama-sama berjulah 34. Menurut Guyton & Hall (1997), pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah menyesuaian suhu tubuh terhadap suhu udara yang tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per menit dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa menit saja.
VI.   SIMPULAN
6.1  Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphignomanometer. Sistol menunjukkan tekanan saat jantung berkontraksi, ditunjukkan dengan bunyi denyut jantung pertama. Sedangkan diastol menunjukkan tekanan saat jantung berelaksasi, ditunjukkan dengan suara denyut yang terakhir.
6.2     Faktor-faktor yang mempengaruhi dari aktifias metabolik pada besarnya tekanan sistol dan diastol adalah usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan / kebugaran fisik, suhu tubuh dan aktivitas tubuh.




















DAFTAR PUSTAKA

Asmar, Roland. 1999. Arterial Stiffness and Pulse Wave Velocity. Paris: Elsevier
Caro, Colin G. 1978. The Mechanics of The Circulation. Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press
Ganong, F.G. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 14. Jakarta : Kedoteran EGC.
Guyton, A.C & Hall, J.E. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:Kedokteran EGC
Klabunde, Richard. 2005. Cardiovascular Physiology Concepts. Lippincott Williams & Wilkins
Muffichatun. 2006. Hubungan antara Tekanan Panas, Denyut Nadi, dan Produktivitas Kerja pada Pekerja Pandai Besi Paguyuban Wesi Aji Dororejo Batang. http://digilib.unnes.ac.id. Diakses pada tanggal 13 November 2012
Richard, W. H & Gordan. 1989. Animal Physiology. New York : Harper-Collins Publisher.
Sherwood, L. 2002. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 2. Jakarta: EGC
Soewolo. 2003. Fisiologi Manusia. Malang : UM Press.
Setjen. 2010. Biologi. Jakarta : SETJEN KEMENDIKBUD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar