Kamis, 15 Mei 2014

STRATEGI DAN INOVASI DALAM MEMBANGUN PENDIDIKAN PADA KONSEP MASYARAKAT INFORMASI INDONESIA MENUJU MDGS (Millenium Development Goals) 2015

Indonesia memiliki tujuan dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2015 serta bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah peradaban satu negara adalah majunya pendidikan. Berdasarkan data, mengenai pendidikan, pada data tahun 2008 tercatat angka 94,7% anak laki-laki dan perempuan masuk sekolah dasar. Namun, perbedaan antar daerah satu dengan daerah yang lainnya masih cukup tinggi, yaitu dari 89,31% untuk Aceh hingga 86,91% untuk Papua. Permasalahan semakin muncul dengan adanya banyak program yang akan dibahas pada makalah ini mulai dari SMP Terbuka, SD-SMP satu atap, RSBI, Ujian Nasional, sertifikasi guru dan pendidik dan masih banyak lagi. Salah satu strategi dan inovasi dalam pendidikan yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai peran teknologi informasi dan komunikasi pada kehidupan sehari-hari yang tidak dapat dipisahakan, terkadang penggunaanya sangat membantu dan juga terkadang menjadikan tertinggal karena terlalu cepatnya perkembangannya, khususnya jika jenjang kualifikasi yang dimiliki masyarakatnya rendah.
Konsep masyarakat informasi sebenarnya muncul pada tahun 1970-an dari para ilmuwan dengan sudut pandang dan definisi yang berbeda-beda. Daniel Bell (1973), menggunakan istilah ‘post-industrial society’ untuk menyebut masyarakat informasi yaitu pergantian produksi barang-barang kepada sistem pengetahuan dan inovasi pelayanan sebagai strategi dan sumber transformasi dalam masyarakat, perkembangannya mengakibatkan perubahan kesejahteraan dari masyarakat yang menggunakan industri sebagai komoditinya beralih menjadi informasi sebagai bagian dari bagian terpenting yang ada di masyarakat tersebut, perubahan masyarakat informasi menjadi salah satu tujuan yang akan direalisasikan pada MDGs 2015 nanti. Fritz Machlup (1983), memperkenalkan istilah ‘knowledge industry’ dengan membedakan 5 sektor pengetahuan yaitu pendidikan, penelitian dan pengembangan, media massa, teknologi informasi, dan layanan informasi. Masuda (1990), mengemukakan bahwa pada masyarakat informasi terjadi transisi dimana produksi nilai-nilai informasi menguasai perkembangan masyarakat.
Menurut William J. Martin (1995), masyarakat informasi adalah suatu keadaan masyarakat dimana kualitas hidup, prospek untuk perubahan sosial dan pembangunan ekonomi bergantung pada peningkatan informasi dan pemanfaatannya. Beberapa definisi masyarakat informasi diatas, tidak lepas dari tiga komponen utama yang menjadi pendorong munculnya masyarakat informasi yaitu dinamika informasi dan komunikasi, perkembangan dalam teknologi informasi (komputer), dan perkembangan dalam teknologi komunikasi. Untuk dua komponen terakhir, lebih dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Efek dari ketiga informasi diatas dapat dilihat dengan terjadinya peningkatan kualitas dan kuantitas produk-produk informasi dan pelayanan serta luasnya jaringan komunikasi melalui media yang dilakukan secara elektronik dan terpasang.
Perkembangan TIK di negara-negara maju terjadi dengan sangat cepat dan keberadaannya dimanfaatkan untuk seluruh aktivitas masyarakat sehari-hari khususnya untuk pendidikan. Pada Negara berkembang seperti Indonesia, TIK baru dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat terutama yang berdomisili di daerah perkotaan. Hal ini terjadi antara lain terjadi karena negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 16.000 pulau yang belum meratanya pembangunan serta masih kurangnya jaringan-jaringan telekomunikasi yang ada untuk menjangkau daerah-daerah terpencil dan jauh dari perkotaan.
Usaha untuk mencerdaskan bangsa, sedang dilakukan oleh berbagai pihak terutama pemerintah dan sektor swasta yang lebih banyak berperan dalam menggerakkan roda pembangunan sesuai dengan cakupan perancangan MDGs 2015.
Di Indonesia, semakin banyak mahasiswa, professor, ilmuwan dan lainnya turut serta mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia. Teknologi informasi dan Komunikasi dipandang sangat penting untuk dikembangkan di Indonesia, penyebabnya karena bangsa Indonesia tertinggal oleh bangsa-bangsa lain salah satunya adalah karena minimnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia. Kebanyakan bangsa kita lebih senang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, tetapi tidak banyak yang berminat untuk bisa menguasai dan mengembangkannya. Melihat dari uraian diatas, maka sudah seharusnya bangsa Indonesia berusaha untuk bangkit dan berkembang. Sebenarnya bangsa Indonesia mempunyai banyak pemuda yang mempunyai bakat dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, akan tetapi karena mungkin keterbatasan biaya, maka mereka menjadi kurang bersemangat untuk mengembangkannya.
Pentingnya teknologi informasi dalam pendidikan di indonesia ini diibaratkan jika dulu orang menempuh jarak ribuan km untuk mendapatkan informasi secara akurat, kini dapat ditempuh hanya dalam waktu beberapa detik saja melalui media internet. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone. Di era globalisasi ini segala sesuatu dituntut untuk serba praktis, cepat, dan tepat, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang dapat memenuhi hal tersebut,  diantaranya dengan adanya sebuah teknologi informasi dan komunikasi yang mampu melayani dan memenuhinya. Dengan semakin globalnya kebutuhan manusia akan informasi dan komunikasi, maka diharapkan kepada masyarakat teknologi informasi dan komunikasi dapat dijadikan sebagai :
A. Sarana pelengkap dan pembantu dalam suatu proses kegiatan yang berjalan serba cepat dan tepat.
B. Alat bantu untuk mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyajikan informasi dengan  cepat, tepat, dan efisien.
C. Bahan referensi dari berbagai aspek kegiatan dan mampu memberikan sajian data yang sesuai dengan kebutuhan.
D. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan wahana pembelajaran dan penyampaian materi pendidikan yang cepat, tepat, dan efisien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar